Scroll untuk baca artikel
BERITA NASIONALBERITA TERBARU

Duka Tambang Freeport: Dua Pekerja Asal Cilacap dan Tulungagung Ditemukan Meninggal Dunia

200
×

Duka Tambang Freeport: Dua Pekerja Asal Cilacap dan Tulungagung Ditemukan Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini

Tim penyelamat menemukan dua jenazah pekerja Freeport yang tertimbun longsor di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura / dok. freeport

TIMIKA, PAPUA TENGAH, AJTTV.COM – Setelah dua belas hari pencarian intensif, tim penyelamat akhirnya menemukan dua jenazah pekerja Freeport yang tertimbun longsor di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura. Kedua korban, Irawan (46) asal Cilacap, Jawa Tengah, dan Wigih Hartono (37) asal Tulungagung, Jawa Timur, ditemukan pada Sabtu (20/9) pagi.

​Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengatakan, kedua jenazah ditemukan dalam kondisi utuh di satu lokasi yang tertimpa material longsor. “Kedua jenazah ditemukan sekitar pukul 08.45 WIT,” ujarnya.

​Upaya Pencarian Berlanjut untuk Lima Pekerja Lainnya

​Setelah proses identifikasi dan visum oleh Tim Inafis Polres Mimika, kedua jenazah rencananya akan diterbangkan ke kampung halaman mereka masing-masing pada hari yang sama.

​Dengan penemuan ini, tim penyelamat kini berfokus pada pencarian lima pekerja lainnya yang masih terjebak. Area tambang bawah tanah GBC masih dipenuhi lumpur basah sejak longsor terjadi pada Senin (8/9) malam.

​”Pencarian terhadap pekerja yang lainnya masih terus dilakukan,” tegas Billyandha.

​Dari tujuh pekerja yang terperangkap, lima di antaranya adalah kru PT Redpath Indonesia dan dua lainnya adalah kru elektrik PT Cipta Kontrak, yang bekerja di bawah PT Freeport Indonesia.

​Tantangan Berat Tim Penyelamat

​Wakil Presiden Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, menjelaskan bahwa tim penyelamat menghadapi tantangan besar. Mereka bekerja tanpa henti menggunakan alat berat, bor, dan drone untuk membuka akses.

​”Volume material basah yang masih aktif dalam jumlah besar, jauh lebih besar dari yang pernah terjadi,” kata Katri. Hal ini membuat proses penyelamatan menjadi kompleks, penuh risiko, dan membutuhkan waktu ekstra.

​Meskipun demikian, PT Freeport Indonesia berkomitmen penuh untuk terus berupaya. “Kami tidak akan menyerah dan akan terus mengerahkan segala daya upaya,” tutupnya.

Reporter : Dw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *