Scroll untuk baca artikel
BERITA TERBARUKABAR DAERAH

Bangkai Paus Raksasa di Pantai Tulungagung: Kesulitan Evakuasi dan Misteri Kematian

250
×

Bangkai Paus Raksasa di Pantai Tulungagung: Kesulitan Evakuasi dan Misteri Kematian

Sebarkan artikel ini

Bangkai paus balin raksasa terdampar di bibir pantai Sejak ditemukan pada Senin (22/9/2025)/ ist

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Sebuah pemandangan langka dan menyedihkan menyelimuti Pantai Nglarap, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, saat seekor bangkai paus balin raksasa terdampar di bibir pantai. Sejak ditemukan pada Senin (22/9/2025), bangkai paus sepanjang 7 meter itu menjadi tontonan bisu, sementara petugas berjuang mencari cara untuk menanganinya.

​Penemuan pertama kali dilaporkan oleh seorang petani setempat yang menemukan mamalia laut berukuran masif itu dalam kondisi tak bernyawa. Paus itu diduga terbawa arus dan terdampar di pantai yang terpencil. Namun, upaya evakuasi menghadapi kendala besar.

​Menurut Jais , salah satu Nelayan asal Kecamatan Besuki, mengevakuasi bangkai paus seberat itu secara manual hampir mustahil. Solusi terbaik adalah menggunakan alat berat, seperti ekskavator, untuk menguburnya. “Masalahnya, alat berat juga tidak bisa masuk ke lokasi. Untuk menggali secara manual, kami terkendala keterbatasan tenaga,” jelasnya, Selasa (23/9/2025).

​Akhirnya, bangkai paus itu hanya diikat agar tidak terbawa ombak kembali ke laut. Penemuan ini langsung dilaporkan ke Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.

​Satwa Langka yang Terlindungi

​Koordinator BPSPL Denpasar Satker Surabaya, Suwardi, menekankan bahwa penanganan bangkai paus harus sesuai prosedur karena paus balin adalah satwa yang dilindungi. Ada beberapa opsi, yaitu dikubur, dibakar, ditenggelamkan, atau dibiarkan terurai secara alami. Namun, hanya pilihan terakhir yang paling memungkinkan.

​“Untuk mengubur terkendala alat berat tidak bisa masuk lokasi. Pembakaran sulit dilakukan, sementara penenggelaman terkendala perahu tidak bisa merapat ke pantai ini,” ungkap Suwardi.

​Dengan demikian, bangkai paus akan dibiarkan terurai secara alami, sebuah proses yang diperkirakan memakan waktu sekitar dua minggu. Setelahnya, hanya akan menyisakan kerangka tulangnya. Pantai Nglarap dipilih karena lokasinya yang jauh dari pemukiman dan bukan merupakan area wisata.

​Suwardi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mendekati bangkai paus tersebut. Ia menjelaskan bahwa sebagai mamalia berdarah panas, penyebab kematiannya yang belum diketahui bisa berpotensi menularkan penyakit ke manusia.

​Misteri di balik kematian paus balin ini, yang merupakan salah satu makhluk paling megah di lautan, masih belum terungkap. Sementara bangkainya perlahan terurai, ia meninggalkan sebuah pertanyaan tentang nasib makhluk-makhluk laut di tengah perubahan iklim dan pencemaran yang kian mengancam.

Reporter : Anang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *