Pemerintah Kabupaten Tulungagung menggelar apel kesiapsiagaan besar-besaran ( Heru ajttv.com)
TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Menghadapi musim penghujan yang diwarnai riwayat bencana berulang, Pemerintah Kabupaten Tulungagung hari ini menggelar apel kesiapsiagaan besar-besaran. Aksi ini bukan sekadar formalitas, melainkan respons serius terhadap fakta bahwa sepanjang 2025 saja, daerah ini sudah diterjang tujuh kali longsor, tujuh kali angin kencang, dan belasan kali banjir.
Apel gabungan yang melibatkan ratusan personel di halaman kantor Pemkab ini menjadi simbol bahwa seluruh unsur di Tulungagung kini berada dalam status siaga.
Dua Kecamatan dalam Status Merah Longsor
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, menyatakan apel ini penting sebagai penanda kesiapan dalam menghadapi ancaman yang bisa datang kapan saja. “Apel ini merupakan bentuk kesiapan kita dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi di tahun ini,” ujarnya.
Data Pemkab menunjukkan area rawan sudah terpetakan jelas. Kecamatan Pagerwojo dan Sendang ditetapkan sebagai kawasan paling rawan longsor, mengingat kondisi geografis perbukitan di sana. Sementara itu, wilayah lain juga rutin menjadi langganan banjir dan angin puting beliung.
Anggaran Darurat dan Tiga Pilar Kewaspadaan
Sebagai dukungan nyata di luar kesiapan personel, Pemkab telah mengunci anggaran sebesar Rp 3 miliar yang bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT). Dana ini dipersiapkan untuk membiayai operasional tanggap darurat saat bencana benar-benar terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung, Robinson Pasaroan Nadeak, menegaskan bahwa kegiatan yang mereka lakukan melampaui seremonial belaka. Fokus utama saat ini adalah mitigasi dan memperkuat pondasi di tingkat bawah.
”Kesiapsiagaan penting untuk melindungi jiwa, meminimalkan kerusakan, serta mempercepat tanggap darurat dan pemulihan,” kata Robinson.
Pemerintah daerah telah menginstruksikan peningkatan kewaspadaan dengan fokus pada Penguatan Mitigasi dan Pemetaan wilayah rawan secara detail, Memastikan kesiapan personel SAR dan sarana tanggap darurat dan Memperkuat koordinasi tiga pilar di tingkat desa, yaitu Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan perangkat desa, sebagai ujung tombak peringatan dini dan respons cepat.
Instruksi tegas juga diberikan kepada seluruh pihak agar selalu memperhatikan peringatan dini yang dirilis oleh BMKG dan BNPB, memastikan masyarakat memiliki waktu cukup untuk evakuasi jika diperlukan. Musim hujan kali ini menjadi ujian kesiapan bagi Tulungagung untuk tidak mengulang tragedi yang telah terjadi.
Reporter : Heru