Scroll untuk baca artikel
BERITA TERBARUKABAR DAERAH

Ambruknya Spot Foto Favorit JLS Tulungagung: Tebing Longsor 70 Meter Seret Dua Warung Baru, Kerugian Capai Rp250 Juta

11
×

Ambruknya Spot Foto Favorit JLS Tulungagung: Tebing Longsor 70 Meter Seret Dua Warung Baru, Kerugian Capai Rp250 Juta

Sebarkan artikel ini

Jalur Lintas Selatan (JLS) Desa Rejosari, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung Longsor sepanjang 70 meter dengan kedalaman sekitar 50 meter ke jurang menyeret dua warung yang baru saja selesai direnovasi/ Tangkapan Layar

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Keindahan pemandangan di Jalur Lintas Selatan (JLS) Desa Rejosari, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, terancam menyusut setelah longsor besar menghantam tebing di kawasan tersebut, Minggu (26/10/2025) pagi. Longsoran sepanjang 70 meter dengan kedalaman sekitar 50 meter ke jurang menyeret dua warung yang baru saja selesai direnovasi.

​Menurut kesaksian Supardi, salah satu pemilik warung, tanah di sekitar lokasi sudah menunjukkan retakan sejak Sabtu sore setelah hujan deras. Namun, longsor besar baru terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.

​”Mulai kemarin sore sudah kelihatan tanah retak-retak. Untung semua sudah saya tutup sejak pagi dan sebagian barang berhasil diselamatkan,” ujar Supardi.

​Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun, kerugian material yang dialami Supardi sangat besar. Ia mengaku kehilangan hampir seluruh bangunan warungnya, termasuk fasilitas penunjang seperti tempat parkir, toilet, dan musala, yang baru selesai direnovasi dua minggu lalu.

​”Total kerugian saya sendiri mencapai sekitar Rp250 juta,” keluhnya.

​Camat Kalidawir, Rusdiyanto, segera bertindak cepat bersama BPBD dan Perhutani untuk melakukan penanganan darurat. Tim telah memasang pembatas di lokasi longsor yang bibirnya hanya berjarak 10 meter dari badan JLS. Area tebing yang rawan juga ditutup terpal untuk mencegah pergerakan tanah akibat air hujan.

​Camat Rusdiyanto secara tegas mengimbau wisatawan dan masyarakat umum agar tidak mendekat, apalagi berfoto-foto di bibir tebing.

​”Jangan sampai asyik dengan foto-foto nanti malah menimbulkan bencana yang lain. Kondisi tanah di sana masih sangat labil dan berbahaya,” tegasnya.

​Terkait nasib pedagang, Pemerintah Kecamatan masih akan berkoordinasi dengan pihak Perhutani, karena area terdampak longsor masuk dalam lahan Perhutani. Pembahasan mengenai relokasi akan dilakukan bersama instansi terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *