JAKARTA, AJTTV.COM – Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) menggelar acara “Ngopi Bareng APTIKNAS” yang menjadi ajang diskusi serius namun santai pada Sabtu (12/4/2025) bersama Staf Ahli Kedeputian I, Kantor Staf Presiden (KSP-RI), Luigi Pralangga. Diskusi ini membahas isu strategis terkait dampak kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap perekonomian Indonesia.
Dalam diskusi tersebut, APTIKNAS juga membahas permintaan Presiden Prabowo Subianto untuk meninjau kembali kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar lebih fleksibel atau diganti dengan insentif. Ketua Umum APTIKNAS, Soegiharto Santoso, menyatakan bahwa pihaknya akan terus fokus menyuarakan kemandirian TIK di Indonesia dan meningkatkan kemampuan di bidang TIK untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.
Luigi Pralangga menekankan pentingnya menerapkan pendekatan Market’s Intelligence, Surveillance, dan Reconnaisance (ISR) untuk menghadapi pasar keuangan global. “APTIKNAS perlu membangun unit kajian strategis pasar domestik untuk memantau platform tender pemerintah dan peluang kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.
Sekjen APTIKNAS, Fanky Christian, menyoroti ketimpangan kebijakan TKDN yang dapat mengancam keberadaan pelaku usaha lokal/nasional. “Jika TKDN dilonggarkan terhadap produk asing, maka pelaku usaha nasional akan kesulitan bersaing,” tegasnya.
Diskusi ini juga membahas strategi untuk meningkatkan daya saing industri TIK nasional dan mengoptimalkan peran APTIKNAS dalam mengembangkan pasar TIK domestik dan internasional. Luigi Pralangga menyarankan agar APTIKNAS melakukan diversifikasi pasar lain untuk potensi ekspor, seperti negara-negara di benua Afrika dan Asia Tengah.
Dengan diskusi ini, APTIKNAS berharap dapat memperkuat posisi TIK nasional dan meningkatkan kemampuan industri TIK dalam negeri untuk bersaing di pasar global.
Reporter : Rukiyanto