Puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu keracunan mendapat perawatan di Puskesmas Terdekat/ Anang ajttv.com
TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Tanggung, Campurdarat, mendadak dihentikan operasionalnya setelah insiden keracunan massal. Sedikitnya 68 siswa dari SMPN 1 Boyolangu dan SDN 1 Tanggung dilaporkan mengalami gangguan pencernaan parah usai menyantap hidangan dari dapur tersebut pada Senin lalu.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Ana Septi Saripah, pada Selasa (15/10/2025), mengumumkan penutupan sementara dapur SPPG sebagai langkah darurat dan pencegahan meluasnya insiden.
”Penghentian sementara ini mutlak kami lakukan sambil menunggu hasil uji laboratorium. Sampel makanan dan swab penjamah sudah kami kirim ke BBLK Surabaya dan RSUD dr. Iskak untuk memastikan sumber kontaminasi,” ujar Ana.
Evakuasi Massal dan Kondisi Korban
Insiden ini memicu evakuasi massal. Sebanyak 63 siswa segera dilarikan ke puskesmas terdekat, sementara lima kasus yang lebih serius dirujuk ke RSUD dr. Karneni Campurdarat.
Beruntung, hingga hari ini sebagian besar korban menunjukkan perbaikan signifikan. “Sebanyak 59 siswa telah diizinkan pulang. Sisanya, delapan siswa, masih dalam pengawasan medis,” tambah Ana.
Dinkes telah mengirimkan sampel makanan yang diduga menjadi sumber masalah, termasuk nasi kuning, ayam kecap, serta sayur dan buah pelengkap. Seluruh biaya pengobatan dan perawatan korban dipastikan akan ditanggung penuh oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Peringatan Keras dan Kewajiban Sekolah
Menanggapi insiden yang mencoreng program nasional ini, Dinkes Tulungagung segera memperkuat edukasi kepada pihak sekolah. Ana Septi Saripah memberikan peringatan keras bahwa sekolah harus bertindak sebagai garda terdepan pengawasan.
”Jika makanan yang diterima tercium basi atau memiliki bau yang tidak wajar, sekolah berhak menolak dan wajib segera melaporkannya,” tegas Ana. Penguatan pengecekan kelayakan makanan ini akan disalurkan melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan guru pendamping, untuk mencegah terulangnya insiden fatal dalam program pemenuhan gizi siswa.
Penyelidikan epidemiologi masih terus berjalan untuk mengungkap tuntas bagaimana makanan yang seharusnya bergizi justru menjadi ancaman bagi kesehatan puluhan anak sekolah.