Tim Trans7 yang dipimpin Direktur Produksi Andi Chairil bersama Prof Mohammad Nuh mendatangi Ponpes Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, pada Rabu siang (15/10/2025) untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung / Lubis
KEDIRI, AJTTV.COM – Polemik tayangan program Xpose Uncensored Trans7 yang dinilai melecehkan Kiai Sepuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, KH Anwar Mansur, memasuki babak baru. Tim Trans7 yang dipimpin Direktur Produksi Andi Chairil bersama Prof Mohammad Nuh mendatangi Ponpes Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, pada Rabu siang (15/10/2025) untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung.
Pertemuan yang berlangsung tertutup selama dua jam di kompleks pesantren tersebut diterima oleh salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Abdul Muid Shohib, bersama jajaran pengurus.
Usai pertemuan, KH Abdul Muid Shohib membenarkan bahwa perwakilan Trans7 telah mengakui adanya kekeliruan fatal dalam tayangan mereka yang menyinggung nama besar dan kehormatan KH Anwar Mansur serta kalangan pesantren.
”Tim Trans7 datang meminta maaf atas tayangan beberapa hari yang lalu, dan mereka mengakui ada kekeliruan yang sangat menyinggung Kiai Sepuh Lirboyo,” jelas KH Abdul Muid Shohib.
Meskipun permintaan maaf sudah disampaikan, pihak Lirboyo menegaskan bahwa masalah ini belum tuntas di level kepemimpinan. Ponpes Lirboyo secara tegas mengharapkan pertanggungjawaban dari pimpinan tertinggi Transmedia.
KH Abdul Muid Shohib menyampaikan bahwa pihak pesantren berharap permohonan maaf seharusnya disampaikan langsung oleh Chairul Tanjung selaku CEO Transcorp, yang memegang kendali penuh atas kebijakan seluruh tayangan di bawah jaringannya.
”Kami tidak dalam posisi memaafkan, karena yang disinggung dalam tayangan itu adalah Kiai Sepuh KH Anwar Mansur. Kami hanya berharap Pak Chairul Tanjung berkenan sowan langsung ke Lirboyo sebagai bentuk tanggung jawab tertinggi perusahaan,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, memilih irit bicara setelah pertemuan. Ia hanya menyampaikan permohonan maaf singkat kepada awak media, menyebut kunjungan ini sebagai wujud itikad baik dan tanggung jawab korporasi atas kekeliruan yang terjadi.
Pernyataan Lirboyo ini secara tidak langsung menaikkan status persoalan ini, dari ranah teknis produksi ke ranah tanggung jawab kepemimpinan tertinggi di Transmedia.