Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
KABAR DAERAH

Dinkes Tulungagung dan BPOM Temukan Sampel Makanan Mengandung Formalin

63
×

Dinkes Tulungagung dan BPOM Temukan Sampel Makanan Mengandung Formalin

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Sidak tim gabungan Dinas Kesehatan Tulungagung dan BPOM kembali dilaksanakan, Selasa (26/03), di Kelurahan Kepatihan. Hasilnya, dari 20 sampel makanan dan Minuman yang diambil, ditemukan tiga makanan mengandung bahan berbahaya.

Apoteker Ahli Madya, Dinkes Tulungagung, Rinta Anantasari mengatakan, Jajanan yang dimaksud yakni kerupuk ketela dan kerupuk pasir (mengandung rhodamin B) serta sate bekicot atau sate 02 (mengandung formalin).

Example 300x600

\”Tiga diantaranya dinyatakan positif mengandung zat adiktif yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi manusia \” terangnya.

Baca Juga : Siswi SMPN 4 Tulungagung Siap Berprestasi dari Panah dan Fotografi

Uji sampel takjil di Tulungagung ini, bagian dari kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dijual kepada masyarakat.

Dengan diitemukan makanan berbahaya untuk dikonsumsi, Menjadikan kewaspadaan bagi konsumen, untuk bijak dalam membeli demi menjaga kesehatan.

Disinggung bentuk sanksi atas temuan ini, Rinta mengatakan akan diberi pembinaan.

“Kita akan lakukan pembinaan agar tidak dijual lagi dan mempergunakan bahan tersebut,” jelas Rinta.

Andreas Jaya Hadikusuma, Staf BPOM Kediri berpesan kepada masyarakat untuk mengamati secara kasat mata, makanan atau minuman terlihat mencolok.

“Makanan minuman mencolok terkadang menggunakan pewarna tekstil yang sulit dicerna tubuh. Masyarakat dihimbau tidak memilih yang terlalu cerah atau terang ,” terangnya.

Dijelaskan, seluruh takjil yang dicurigai mengandung bahan berbahaya diambil sampelnya.

Uji sampel takjil ini dilakukan setiap tahun, kolaborasi dengan Dinkes Tulungagung.

Uji kandungan bahan berbahaya pada sampel menggunakan rapid test kualitatif.

Baca Juga : Marak Bullying, Polres Trenggalek Terus Lakukan Sosialisasi ke Pelajar

“Dikatakan kualitatif, karena alat bisa mendeteksi mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Tapi tidak bisa menguji seberapa kadarnya,” paparnya.

Produk yang mengandung pengawet formalin, biasanya berbahan dasar protein yang sulit diawetkan atau mudah basi. Seperti ikan, ikan asin, bakso bahkan ditemukan juga di mie basah.

Formalin bisa menyebabkan iritasi pernafasan, luka bakar, alergi, rasa terbakar di mulut, tenggorokan dan perut. Kemudian, sakit saat menelan, mual, muntah, sakit kepala, kejang hingga koma.

Dalam jangka panjang formalin bisa merusak hati, jantung, otak, ginjal, syaraf hingga memicu kanker.

Sementara boraks sering ditemukan dalam produk bakso dengan tekstur yang sangat kenyal, kerupuk puli, mie basah, bahkan ada yang menggunakannya dalam lontong.

Boraks sebenarnya untuk bahan deterjen dan antiseptik.

Dampak boraks pada tubuh bisa menyebabkan iritasi saluran nafas, kulit dan mata, rasa mual, sakit kepala, nyeri perut bagian atas.

Jangka panjang boraks bisa memicu kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut hingga kematian.

Baca Juga : Dukung Program Nasional Penanggulangan TB, Ini Yang Dilakukan Dinkes Tulungagung

Sedangkan pewarna tekstil, seperti sumba bisa diaplikasikan untuk berbagai produk makanan, dengan ciri-ciri warna mencolok.

Rhodamin B bisa memicu iritasi saluran pencernaan, air seni berwarna merah, gangguan fungsi hati dan kanker hati.

Sedangkan methanyl yellow bisa memicu mual, muntah, sakit perut, diare, panas, tekanan darah rendah, kanker kandung kemih dan saluran kencing.

Reporter : Anang

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *