Scroll untuk baca artikel
BERITA TERBARUKABAR DAERAH

Ditinggal Orang tua dan Kehilangan Nenek, Suwito Penyandang Cacat Kini Mendapat Perhatian Rutin dari Baznas Tulungagung

38
×

Ditinggal Orang tua dan Kehilangan Nenek, Suwito Penyandang Cacat Kini Mendapat Perhatian Rutin dari Baznas Tulungagung

Sebarkan artikel ini

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tulungagung Suyadi memberikan bantuan kepada Suwito warga Desa Wajak Kidul / istimewa

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Kisah hidup Suwito, warga Dusun Mojo RT 003 RW 002 Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu adalah gambaran nyata perjuangan seorang manusia melawan nasib yang bertubi-tubi. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tulungagung hadir, memberikan perhatian dan dukungan nyata, menyentuh kehidupan yang telah lama diliputi kepedihan.

​Ditinggalkan Ortu, Diasuh Nenek, Kini Sebatangkara

​Sejak lahir, takdir telah memberatkan pundak Suwito. Ia menyandang cacat fisik yang membuatnya tak berdaya. Namun, kesulitannya tidak berhenti di sana.

​”Sejak kecil, Suwito sudah diterlantarkan oleh orang tuanya,” ungkap salah satu warga setempat.

​Suwito kemudian diasuh oleh neneknya, yang menjadi satu-satunya pelabuhan kasih sayang. Namun, takdir kembali menguji. Setelah neneknya meninggal dunia, Suwito benar-benar kehilangan pegangan. Dalam kondisi cacat dan sebatangkara, ia kini harus menumpang di rumah kakaknya, tanpa memiliki penghasilan apalagi tempat tinggal yang pasti.

​”Hidup saya selama ini hanya berpindah-pindah. Mau cari nafkah, badan tidak mampu. Setelah nenek tiada, rasanya dunia gelap,” lirih Suwito, air matanya tak terbendung saat mengingat rangkaian kehilangan yang ia alami.

​Uluran Tangan dan Jaminan Hidup dari Dana Umat

​Kisah pilu Suwito yang fakir miskin sebatangkara ini akhirnya sampai di telinga Baznas Tulungagung. Ketua Baznas Tulungagung, Suyadi, menyampaikan bahwa kisah Suwito adalah contoh prioritas utama penerima zakat.

​”Melihat kondisi Suwito yang cacat sejak lahir, diterlantarkan ortu, kehilangan nenek, dan kini hanya menumpang, hati kami tergerak. Beliau adalah sasaran utama dana zakat. Bantuan ini adalah wujud tanggung jawab umat dalam mengembalikan martabat hidup beliau,” kata Suyadi dengan nada haru, Senin (8/12/2025).

​Baznas Tulungagung kemudian menetapkan Suwito sebagai penerima bantuan biaya hidup rutin, sebuah jaminan seumur hidup. Bantuan yang diberikan adalah sebesar Rp 300.000 per bulan, yang dicairkan secara kolektif setiap tiga bulan sekali .

​Saat menerima pencairan bantuan ini, Suwito menangis haru. Tangisannya bukan lagi tangis kepiluan, melainkan tangis syukur atas perhatian yang akhirnya datang dari dana umat yang dikelola Baznas.

​Suyadi menambahkan bahwa Suwito hanyalah satu dari lebih 200 fakir miskin sebatangkara lain di Tulungagung yang saat ini mendapat perhatian dan bantuan rutin dari Baznas, membuktikan bahwa zakat dapat menjadi solusi nyata bagi mereka yang paling rentan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *