Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
KABAR DAERAH

Kabid P2P Dinkes Tulungagung : Leptospirosis Penyakit Disebabkan Bakteri Leptospira interrogans

88
×

Kabid P2P Dinkes Tulungagung : Leptospirosis Penyakit Disebabkan Bakteri Leptospira interrogans

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Kasus leptospirosis di Tulungagung memakan korban di periode awal tahun 2024. Berdasarkan jumlah, kasus leptospirosis mengalami peningkatan selama dua tahun terakhir.

Bahkan Ditahun 2024 ini telah ditemukan satu kasus leptospirosis dan pasien dinyatakan meninggal dunia.

Example 300x600

Baca Juga : Diduga Lakukan Intimidasi, ES Akan Dilaporkan ke Polisi

Lantas apa Leptospirosis itu ?

Kepala Bidang (Kabid) Penanganan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani menjelaskan Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini.

Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Selain banyak terjadi di daerah yang terkena banjir, Leptospirosis juga rentan menyerang orang-orang yang biasa kontak dengan hewan tersebut.

Disinggung penularan Leptospirosis, Desi mengatakan bisa menular melalui air kencing maupun darah.

Baca Juga : Kadinkes Tulungagung dr. Kasil Rokhmad : Hari Tuberkulosis Sedunia 24 Maret 2024, Yes We Can End TB

\”Penularan dapat terjadi apabila air kencing atau darah tersebut kontak dengan membran mukosa seperti mulut. Leptospirosis juga menular melalui luka terbuka\” Terang Desi saat dihubungi di kantornya, Selasa (26/3/2024).

Gejala klinis dari penyakit leptospirosis jelas Desi Lusiana, adalah Demam tinggi hingga menggigil, Nyeri kepala, Nyeri otot khususnya daerah betis, Sakit tenggorokan disertai batuk kering,
Mata merah dan kulit menguning serta Mual hingga muntah-muntah dan disertai diare.

Berdasarkan data, titik-titik kasus lepto di Tulungagung berada di Kecamatan Sendang, Gondang, Ngunut dan Sumbergempol.

Mendapati hal tersebut, potensi temuan kasus lepto bisa saja menyebar di setiap wilayah.

“Artinya tidak endemik hanya disatu wilayah dan memungkinkan terjadi di kecamatan-kecamatan lain,” jelasnya.

Lalu untuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap hewan ternak, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Tulungagung. Koordinasi ini bertujuan untuk penanganan terhadap hewan yang telah terinfeksi bakteri leptospirosis.

Baca Juga : Sat Resnarkoba Polres Tulungagung Datangi Sekolah, Ini Yang Dilakukan

“Kita sudah koordinasi dengan Dinas Peternakan untuk menindaklanjuti hewan dengan infeksi leptospirosis,” paparnya.

Kemudian untuk upaya pencegahan, pihaknya berupaya melakukan edukasi secara prefentif terhadap masyarakat. Mengingat sebagian besar wilayah di Tulungagung merupakan wilayah pedesaan yang dekat dengan hewan ternak.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menekankan untuk penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi masyarakat saat beraktivitas baik di ladang maupun tempat ternak.

Yang mana penggunaan APD tersebut dinilai efektif dalam pencegahan penularan leptospirosis.

Baca Juga : Dinkes Tulungagung Meeting Stakeholder Penanggulangan HIV

“Kita edukasi untuk pencegahan leptospirosis. Jarang yang menggunakan APD, seperti sepatu bot dan sarung tangan. Potensi terjadinya luka sehingga masuknya bakteri lepto ini besar,” pungkasnya.

Reporter : Anang

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *