Scroll untuk baca artikel
BERITA NASIONAL

Keracunan Massal Program Makan Bergizi Gratis Capai Ribuan Korban, KSP Beberkan Data Mengejutkan

78
×

Keracunan Massal Program Makan Bergizi Gratis Capai Ribuan Korban, KSP Beberkan Data Mengejutkan

Sebarkan artikel ini

Muhammad Qodari, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP)

JAKARTA, AJTTV.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digalakkan pemerintah menuai sorotan tajam setelah data terbaru menunjukkan ribuan siswa menjadi korban keracunan. Berdasarkan informasi yang diungkap oleh Kepala Staf Presiden (KSP) M Qodari, insiden keracunan ini telah mencapai skala yang mengkhawatirkan di berbagai daerah.

​”Data dari Kementerian Kesehatan per 16 September mencatat 60 kasus dengan 5.207 penderita. Sementara data dari BPOM per 10 September 2025 menunjukkan 55 kasus dengan 5.320 penderita,” ungkap Qodari di Istana Negara, Senin (22/9/2025).

​Menurut Qodari, lonjakan kasus tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2025, dengan sebaran terbanyak di Provinsi Jawa Barat.

​M Qodari menyebutkan ada empat indikator utama yang diduga menjadi penyebab keracunan:

  1. ​Higienitas makanan yang kurang terjamin.
  2. ​Suhu makanan dan pengolahan pangan yang tidak sesuai standar.
  3. ​Kontaminasi silang dari petugas yang tidak higienis.
  4. ​Alergi yang dialami oleh sebagian penerima manfaat.

​Untuk menekan angka keracunan, Qodari menekankan pentingnya peran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia mendesak agar setiap SPPG memiliki Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) dari Kementerian Kesehatan. “SPPG harus punya SLHS dari Kemenkes sebagai upaya mitigasi dan pencegahan keracunan,” tegasnya.

Angka keracunan yang terus berulang ini juga mendapat perhatian serius dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani. Ia meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG.

​”Ya harus selalu dilakukan evaluasi untuk bisa ditindaklanjuti, agar pelaksanaannya di lapangan bisa menjadi lebih baik. Jangan sampai kemudian anak-anak yang kemudian dirugikan,” kata Puan.

​Kasus keracunan ini menjadi pengingat bagi semua pihak, bahwa program sebesar MBG membutuhkan pengawasan dan standar yang ketat demi menjamin keamanan dan kesehatan para penerima manfaat, terutama anak-anak.

Reporter : Rukiyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *