Tulungagung – Setelah sekian lama menjalani kegiatan pembelajaran secara daring akibat pandemi Covid-19, siswa sekolah kini diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudyaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah mengumumkan diperbolehkannya kegiatan belajar tatap muka untuk kembali digelar.
Hal ini disampaikan Nadiem dalam konferensi pers secara daring, Jumat (20/11/2020).
Nadiem menyebut, kebijakan ini berdasarkan keputusan bersama empat menteri, yakni Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.
Berdasarkan keputusan itu, Nadiem mengatakan pemerintah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah (pemda) atau kantor wilayah kementerian agama untuk menentukan pembelajaran tatap muka.
Menanggapi kabar tersebut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tulungagung, Haryo Dewanto memgatakan Pelaksanaan pembelajaran tatap muka jenjang PAUD hingga SMP di Kabupaten Tulungagung masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat.
Menurutnya hingga hari ini Surat Edaran (SE) terkait petunjuk teknis dari pusat belum sampai ke daerah.
\”Sambil menunggu juknis, kami akan mulai mengecek kesiapan dari masing-masing sekolah, mulai tingkat SD hingga SMP di Tulungagung.\” Terang Haryo biasa disapa Yoyok ini.
Pengecekan dan koordinasi dilakukan bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Jika dinilai sudah siap, maka Dinas Pendidikan akan mengajukan ijin pembukaan pembelajaran tatap muka ke Bupati Tulungagung selaku pemegang kewenangan. Mengingat, salah satu syarat utama pembukaan pembelajaran tatap muka adalah izin dari pemerintah daerah.
Yoyok menambahkan, selain izin dari pemerintah daerah, izin dari orang tua siswa juga menjadi syarat dimulainya kembali pembelajaran tatap muka. Jika nanti mendapat izin dari pemerintah daerah, Dinas Pendidikan akan segera melakukan survei kepada orang tua siswa.
\”pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan akan terus dilakukan jika jadi diterapkan tatap muka \” imbuhnya.
Ditanya teknis ,Yoyok mengaku akan menerapkan Dalam satu kelas, hanya diisi separuh dari jumlah total siswa seharusnya. Selain itu, jam istirahat juga ditiadakan untuk menjaga kontak langsung antarsiswa dan warga sekolah lainnya.
Reporter : Okre