Scroll untuk baca artikel
AJTTV SPORTBERITA TERBARU

Perseta Tulungagung: Jejak Kejayaan yang Meredup di Tengah Gairah Sepak Bola Kota Marmer

314
×

Perseta Tulungagung: Jejak Kejayaan yang Meredup di Tengah Gairah Sepak Bola Kota Marmer

Sebarkan artikel ini

Salah satu Kegiatan club sepakbola di stadion Rejoagung Tulungagung / dok: ajttv.com

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Nama Perseta Tulungagung pernah menggelegar di kancah sepak bola nasional, mencapai kasta Divisi Utama pada era 2013-an, setelah melalui perjalanan heroik di kompetisi Liga Indonesia. Namun, kini, julukan Laskar Badai Selatan seolah meredup, tak lagi menghiasi pemberitaan utama seperti masa keemasannya. Ironisnya, kondisi ini berbanding terbalik dengan denyut nadi sepak bola di Kabupaten Tulungagung yang justru terbukti masif, dari level usia dini hingga turnamen “jagokapok” (antarkampung) yang tak pernah sepi.

​Tulungagung, yang dikenal sebagai Kota Marmer, menyimpan potensi besar dalam olahraga si kulit bundar. Keberadaan puluhan klub internal yang bernaung di bawah Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Tulungagung, Sekolah Sepak Bola (SSB) yang menjaring talenta muda, hingga maraknya kompetisi U-11 dan keikutsertaan di ajang sekelas Porprov, menjadi bukti nyata bahwa sepak bola adalah olahraga terpopuler dan mengakar kuat di masyarakat. Bahkan, baru-baru ini, eks bintang Timnas Indonesia, Evan Dimas, dikabarkan memilih berkontribusi pada pembinaan sepak bola usia dini di Tulungagung, sebuah sinyal positif akan kualitas talenta lokal.

​Kilas Balik Masa Keemasan

​Sejak berdiri pada tahun 1970 dengan nama Persit Tulungagung, kemudian berganti menjadi Perseta, klub kebanggaan warga ini menorehkan tinta emas. Puncak kejayaan diraih pada era 2000-an. Setelah menjuarai Divisi 3 pada tahun 2006, Perseta terus menanjak, promosi ke Divisi 2 (2010), Divisi 1 (2011), hingga akhirnya mencicipi atmosfer Divisi Utama pada 2013. Momen-momen ini adalah saat Stadion Rejoagung — markas kebanggaan Perseta — selalu disesaki ribuan suporter setia.

​Namun, angin segar itu tak bertahan lama. Di tengah dinamika kompetisi dan tantangan finansial yang dihadapi banyak klub daerah, performa Perseta mulai menurun. Kini, Perseta Batara, nama yang digunakan klub ini belakangan, harus berjuang kembali dari kasta bawah, terakhir berkompetisi di Liga 4 Jawa Timur (saat ini Liga 3 zona Jatim).

​Meredupnya Bintang, Masifnya Pembinaan

​Kontras dengan pamor tim senior, aktivitas sepak bola di level akar rumput Tulungagung menunjukkan geliat yang luar biasa. Askab PSSI Tulungagung secara rutin menggelar kompetisi internal di berbagai kelompok usia. Pada awal tahun 2024, Perseta 1970 berhasil lolos hingga babak 8 besar Liga 3 Jatim, sebuah pencapaian yang menunjukkan bahwa bibit pemain masih terus bermunculan.

Ahmad Baharudin, Ketua Askab PSSI Tulungagung seringkali menyatakan harapannya agar dukungan masyarakat Tulungagung terus mengalir demi meningkatkan perkembangan dunia olahraga sepak bola di daerah. Pembinaan usia dini yang melibatkan puluhan SSB diyakini menjadi modal utama bagi kebangkitan Perseta di masa depan.

​Harapan untuk Badai Selatan

​Kesenjangan antara gairah sepak bola masyarakat yang tinggi dengan prestasi tim kebanggaan yang belum maksimal menjadi pekerjaan rumah besar. Keberadaan sarana mumpuni seperti Stadion Rejoagung dengan kapasitas 7.000 penonton mestinya menjadi magnet.

​Masyarakat Tulungagung merindukan kembalinya “Badai Selatan” yang menggelegar di kompetisi level nasional. Tugas berat kini diemban oleh manajemen, Askab, dan tentunya dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten untuk menyelaraskan potensi besar pemain lokal dengan pengelolaan klub yang profesional. Hanya dengan sinergi ini, nama Perseta bisa kembali melambung, mewakili gairah ribuan penggemar sepak bola di Kota Marmer.

​Apakah dengan potensi pemain muda yang melimpah ini Perseta Tulungagung akan mampu mengulang kembali masa kejayaannya dalam beberapa musim ke depan?

Editor : Catur Santoso

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *