Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi yang dipicu cuaca ekstrem sejak Senin (27/10/2025) telah melumpuhkan dua kecamatan, Cisolok dan Cikakak ( Susanto ajttv.com)
SUKABUMI, AJTTV.COM – Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi yang dipicu cuaca ekstrem sejak Senin (27/10/2025) telah melumpuhkan dua kecamatan, Cisolok dan Cikakak. Dampak bencana ini tercatat sangat masif, menumbangkan 1.091 Kepala Keluarga (KK) atau 3.291 jiwa, dan merusak sedikitnya 141 unit rumah.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana hingga 31 Oktober 2025, sementara tim gabungan dan relawan bekerja keras di lapangan.
Relawan RNPB LMI: Fokus pada Kebutuhan Dasar
Tim relawan dari berbagai organisasi, termasuk RNPB (Responsif Nasional Penanggulangan Bencana) Laznas LMI Chapter Bogor, menjadi garda terdepan dalam proses assessment dan penyaluran bantuan di lokasi terdampak.
Siti Rahmawati, Koordinator RNPB LMI Rescue Chapter Bogor, memaparkan bahwa fokus utama penanganan saat ini adalah pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga yang mengungsi dan terdampak, terutama di Kecamatan Cisolok.
”Kami bersama aparat setempat, BPBD, dan instansi terkait sedang melakukan pendataan intensif. Dari hasil assessment di lapangan, kebutuhan mendesak saat ini bergeser ke logistik spesifik selain makanan siap saji,” ungkap Siti Rahmawati.
Siti menekankan bahwa kebutuhan mendesak mencakup Popok Bayi dan Dewasa, Selimut, Kasur Matras, Seragam dan ATK Sekolah, hingga perlengkapan ibu hamil dan menyusui. Hal ini penting mengingat terdapat 9 KK atau 37 jiwa yang saat ini mengungsi ke rumah sanak saudara.
Kerusakan Infrastruktur dan Akses Vital
Laporan SITREP per Kamis (30/10/2025) juga menyoroti kerusakan vital. Selain puluhan rumah rusak berat (50 unit), putusnya satu jembatan coran di Cisolok telah menghambat akses penghubung dua desa. Fasilitas pendidikan dan ibadah, seperti SDN Cikahuripan dan Masjid Jami Al-Hidayah, juga terendam.
”Kami juga menetapkan dua kecamatan, Cisolok dan Cikakak, sebagai area tanggap darurat prioritas untuk memastikan pertolongan, pelayanan kesehatan, dan pemulihan sarana yang rusak dapat berjalan terpadu,” tambah Siti.
Upaya pemulihan infrastruktur darurat kini juga membutuhkan suplai material seperti Bronjong, Pipa Paralon, dan Selang untuk perbaikan tanggul penahan sungai yang jebol di beberapa titik.
Tim gabungan berkomitmen untuk melanjutkan seluruh program tanggap darurat, termasuk penyaluran hygiene kit dan penyediaan air bersih, guna memulihkan kondisi wilayah terdampak sebelum status darurat berakhir.

 
							










