Scroll untuk baca artikel
BERITA TERBARUKABAR DAERAH

Tulungagung Siaga Bencana: Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Akhir Tahun

147
×

Tulungagung Siaga Bencana: Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Akhir Tahun

Sebarkan artikel ini

Pemerintah Kabupaten Tulungagung bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Lembaga Manajemen Infak (LMI) mitra Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Bencana Hidrometeorologi pada Jumat, 26 September 2025 ( Anang / Ajttv.com)

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Pemerintah Kabupaten Tulungagung bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Lembaga Manajemen Infak (LMI) mitra Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) mengencangkan sabuk kesiapsiagaan. Langkah ini diambil melalui Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Bencana Hidrometeorologi pada Jumat, 26 September 2025, sebagai respons terhadap meningkatnya potensi bencana menjelang musim penghujan yang diperkirakan berlangsung September hingga Desember.

​Rakor yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tulungagung, Tri Hariadi,  di ruang rapat Nanawidha, menegaskan bahwa upaya ini adalah bentuk keseriusan bersama dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Tri Hariadi menyoroti bahwa peningkatan curah hujan menandakan lonjakan potensi bencana. “Saat ini sudah mulai masuk musim penghujan, tentunya potensi bencana hidrometeorologi juga ikut meningkat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa data kerawanan bencana di setiap kecamatan nyaris tidak banyak berubah dari tahun ke tahun, yang berarti daerah-daerah yang rawan tetap sama.

​Peta Kerawanan: Angin Kencang Dominan, Longsor Mengintai

​Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Tulungagung, Robinson Parsaroan Nadeak,  memaparkan data tahun 2025 yang menunjukkan dominasi bencana hidrometeorologi. Hingga saat ini, tercatat angin kencang (8 kejadian) menjadi insiden terbanyak, disusul oleh bencana tanah longsor/tanah bergerak (7 kejadian), banjir (7 kejadian), puting beliung (2 kejadian), serta satu kejadian kekeringan di Kalidawer.

​Berdasarkan data tersebut, potensi kebencanaan diperkirakan sama dengan sebelumnya. BPBD menetapkan zona-zona kunci yang harus diwaspadai. Wilayah rawan longsor tetap di Tulungagung bagian barat, yakni Pagerwojo dan Sendang. Sementara itu, risiko banjir mengancam wilayah selatan seperti Campurdarat, Besuki, dan Bandung. Untuk ancaman angin kencang, kawasan yang rentan meliputi Boyolangu, Kalidawir, Sumbergempol, Ngunut, dan Rejotangan.

​Edukasi dan Relawan Diperkuat

​Di tengah upaya kesiapsiagaan pemerintah, peran komunitas dan mitra pentahelix menjadi kunci. Susanto, Spv PB Laznas LMI, menekankan komitmen FPRB Tulungagung dalam penguatan kapasitas masyarakat. “Kami dari FPRB Tulungagung selalu siap dalam memberikan edukasi, sosialisasi, dan simulasi tentang penanggulangan bencana melalui program SPAB, GANALA, bahkan Sekolah Tangguh Bencana,” ungkap Susanto.

​Selain edukasi, kesiapan relawan lokal juga disiagakan untuk membantu evakuasi dan distribusi logistik saat terjadi respons bencana. Mengingat potensi hujan yang meningkat, Susanto menutup dengan pesan tegas bagi warga Tulungagung: “Semua harus waspada pada potensi kebencanaan di setiap wilayah domisili warga Tulungagung.” Rakor ini menjadi pengingat kritis bahwa kolaborasi dan kewaspadaan adalah fondasi untuk meminimalisir dampak buruk cuaca ekstrem.

Reporter : Anang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *