TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Sumur bor hasil inisiatif Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) Cabang Tulungagung resmi beroperasi. Proses pencarian air bersih ini membutuhkan waktu 3 bulan dan puluhan mata bor dengan kedalaman 86 meter.
Sumur bor itu terealisasi melalui program AMERTA (Aksi Merdeka Air dan Tanaman untuk Alam) sehingga Sekitar 140 kepala keluarga di Desa Tenggarejo Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung bisa menikmati aliran air bersih.
Baca Juga : Perhutani KPH Blitar Serahkan Bantuan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan
Kondisi geografis Desa Tenggarejo berada di pegunungan sehingga kesulitan air bersih. Dari kondisi inilah Ikatan Alumni Penyakit Dalam (IPD) Unair, PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) Surabaya, lalu dari Lembaga Manajemen Infaq (LMI), Rumah Zakat, Apsilangga (Alumni Psikologi Universitas Airlangga), Pemerintah Kabupaten Tulungagung dan didukung penuh Pengurus Pusat IKA Unair tergerak mendonasikan berupa sumur bor.
Susanto SPV DPB LMI menjelaskan saat musim kemarau tiba wilayah desa Tenggarejo menjadi wilayah kekeringan terparah di kecamatan Tanggung Gunung. Sehingga banyak pihak yang memberi bantuan baik dari Pemerintah desa dan Kabupaten, BPBD, yayasan, relawan kemanusiaan dan lainnya.
Sementara itu Guritno direksi Departemen Pendayagunaan LMI Berharap permasalahan kekeringan bisa cepat di tanggulangi secara menyeluruh terutama di desa Tenggarejo.
\”Kami berharap program ini bisa membantu warga Tenggarejo mengatasi kesulitan air yang dialami sejak bertahun-tahun. Sehingga tidak perlu lagi membeli, menunggu bantuan hingga mengusung dari sumber,\” harapnya.
Kepala Desa Tenggarejo Mudjito menyampaikan terima kasih kepada IKA UNAIR dan LMI yang telah membantu mewujudkan sumur bor ini.
Ia menceritkan setiap musim kemarau warganya mengalami kesulitan air bersih. Selama sebulan untuk memenuhi kebutuhan air saja warga harus mengeluarkan biaya Rp1 juta. \”Satu tangki ini bisa digunakan selama seminggu setiap kepala keluarga,\” kata Mudjito.
Warga yang tidak mampu membeli air hanya mengandalkan bantuan dari Pemkab Tulungagung atau pihak lain. Termasuk juga harus mengambil air dari mata air dengan jarak tempuh cukup jauh. \”Kalau tidak ada bantuan, kami mengusung air dari belik (sumber air),\” ungkapnya.
Mudjito menambahkan, akses menuju sumber air tidaklah mudah. Harus melalui jalan setapak sehingga untuk mengusung jerigen berisi air harus memakai motor modifikasi. \”Bagi yang tidak punya ya harus jalan kaki menggendong atau memikulnya,\” tukasnya.
Baca Juga : Kemenpora Adakan Program Tarkam di Nganjuk
Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno mengapresiasi bantuan sumur bor ini.
\”Alhamdulillah, warga menggunakan sumur bor ini dan bisa mendapatkan air bersih\” ujar Heru Suseno.
Dalam peresmian sumur bor itu juga dilaksanakan penghijauan berupa penanaman Alpukat Aligator sebanyak 150 batang serta pasar bahan pangan murah.
Reporter : snt