Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
KABAR DAERAH

Dinkes Tulungagung Fokus Pengasapan dan PSN Cegah DBD

160
×

Dinkes Tulungagung Fokus Pengasapan dan PSN Cegah DBD

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi : fogging
Example 468x60

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Untuk menekan dan mengantisipasi menyebarnya kasus DBD (Demam Berdarah Dengue), Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung terus melakukan koordinasi dan tindakan dengan lintas sektoral.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, melalui Kabid Penanganan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dr. Desi Lusiana Wardhani, SKM.,MKes mengatakan
Salah satu langkah yang diambil yakni fogging atau pengasapan dengan bahan insektisida bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang efektif membunuh nyamuk dewasa, namun tidak untuk larva, telur, ataupun jentik nyamuk.

Example 300x600

Baca Juga : Sosialisasi Pelaksanaan Program Anugerah Patriot Jawi Wetan Tahun 2024 di Tulungagung

Menurut Desi pencegahan DBD akan lebih efektif jika fogging diimbangi dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk menggunakan istilah 3M plus secara serentak yaitu, dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk.

“Selain itu dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menyemprot dengan insektisida, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala,” ujarnya, Selasa (30/4/2024).

Adapun kriteria fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Tulungagung lanjut Desi, yang pertama, ketika ada laporan kasus DBD dari Rumah sakit, atau Puskesmas, atau klinik yang merawat pasien Demam Berdarah.

Yang kedua, ketika dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) itu ada sumber penularnya, atau jentik di sekitarnya.

Yang ketiga, ketika ada tanda atau gejala DBD di lingkungan pasien.

“Hal ini ditandai di sekitarnya ada yang panas, ataupun demam,” ungkapnya.

Dan yang keempat adalah melakukan fogging ketika sudah dilakukan PSN plus di lingkungan tersebut.

“Nah, fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan ini tidak berbayar, karena sudah dianggarkan oleh Dinas Kesehatan,” tuturnya.

Sementara itu saat disinggung terkait fogging mandiri atau fogging swadaya yang berbayar, yang biasanya dilakukan oleh kelompok masyarakat dengan memanggil pelaksana fogging swadaya, Ia mengaku pihaknya tidak mengetahui hal tersebut.

“Ya mungkin dikarenakan di sekitarnya ada isu kasus demam berdarah, atau mungkin sebenarnya belum demam berdarah, tapi demam dengue, yang mana demam dengue tidak masuk dalam kriteria fogging kita,” kata Desi.

“Kalau mereka mau melakukan fogging secara mandiri itu silahkan saja, karena yang utama adalah PSN, tapi yang namanya masyarakat ya kita tidak bisa melarang kalau melakukan fogging mandiri ya monggo, mungkin ini yang dikatakan fogging berbayar. Yang pasti fogging yang berbayar bukan dari Dinas Kesehatan,” tandasnya.

Lebih lanjut disampaikan Desi, terkait dengan penanggulangan DBD terus dilakukannya melalui gerakan PSN plus serentak. Selain itu pihak Dinas Kesehatan Tulungagung juga sudah melakukan sosialisasi kepada nakes (perawat, bidan, dokter), bahwa ketika ada gejala DB harus waspada.

“Jadi yang waspada tidak hanya pasien, tetapi nakesnya juga untuk memberikan edukasi kepada pasien,” ucap Desi.

Baca Juga : Remaja Tenggelam di Sungai Lodagung Tulungagung ditemukan dalam Kondisi Meninggal

“Kalau tiga hari panas atau demam pasien itu tidak turun harus kembali ke nakes agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut, karena disini fase kritis DBD ada di hari ke 5, ke 6 dan ke 7. Itu secara medis kita lakukan dan terus kita himbau,” terangnya.

Selain itu pihaknya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap laksanakan PSN plus, waspada, dan tidak meremehkan kalau ada gejala kasus demam berdarah.

“Jangan dianggap remeh, kebanyakan kasus kematian akibat DB itu karena meremehkan. Maka dari itu monggo kita saling bekerjasama tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga instansi dan sekolah, karena kasus DB banyak terjadi pada anak-anak, sekolah pun juga harus lebih perhatian untuk PSN,” pungkasnya.

Reporter : Anang

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *