Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
KABAR DAERAH

Dinkes Tulungagung Temukan 1 Makanan Mengandung Zat Berbahaya di Pasar Takjil

27
×

Dinkes Tulungagung Temukan 1 Makanan Mengandung Zat Berbahaya di Pasar Takjil

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mengambil sampel jajanan yang dijual di 5 titik Pasar Takjil di Tulungagung untuk diuji bersama Badan POM, Balai POM di Kediri.

Dari total 57 sampel jajanan yang diuji, hanya ditemukan 1 makanan yang mengandung zat berbahaya pewarna tekstil Rhodamin B.

Example 300x600

Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah, 5 lokasi pasar takjil itu ada di Jalan WR Supratman, Jalan Antasari, sekitar Kelurahan Jepun, Jalan MT Haryono dan Jalan A Yani Timur.

“Di Bulan Ramadan seperti ini banyak penjual makanan minuman, dan masyarakat banyak mengakses makanan minuman. Kami ingin melindungi masyarakat dari zat berbahaya,” ujar Anna, Kamis (6/3).

Ada empat indikator yang diuji dengan test kit, yaitu Rodamin B dan Methanil Yellow yang termasuk pewarna tekstil, serta formalin dan boraks yang biasa dipakai untuk pengawet.

Makanan yang positif mengandung Rodamin B adalah kerupuk yang tidak diproduksi di Kabupaten Tulungagung.

“Dari PIRT-nya bisa diketahui, kerupuk itu bukan produk Tulungagung. Setelah ini kami akan melacak asal barangnya,” tambah Anna.

Dinkes juga sudah mendata pedagang yang menjual kerupuk dengan pewarna tekstil ini.

Selanjutnya pedagang ini akan dibina agar tidak lagi menjual makanan yang mengandung zat berbahaya.

Namun sisi positifnya, temuan makanan dengan bahan berbahaya di pasar takjil mengalami penurunan.

Tahun 2024 lalu ada 20 sampel yang diuji, 1 produk kerupuk mengandung Rodamin B dan 1 jenis sate bekicot mengandung formalin.

Sementara tidak ada produsen asli Tulungagung yang memproduksi makanan dengan zat berbahaya ini.

Kondisi ini tidak lepas dari kesadaran dan peningkatan pengetahuan para produsen makanan karena sudah teredukasi.

“Para produsen makanan sudah memahami untuk memilih bahan yang tidak mengandung zat berbahaya,” tegasnya.

Anna menambahkan, untuk melindungi masyarakat dari makanan yang mengandung zat berbahaya harus ada edukasi kepada masyarakat.

Diharapkan masyarakat pandai memilih makanan yang sehat tanpa bahan berbahaya.

Jika pengetahuan dan kesadaran masyarakat tumbuh, ditambah kesadaran dari produsen makanan, maka tidak lagi ada peredaran makanan berbahaya.

“Kuncinya memang pembelajaran bersama. Contohnya Rodamin B, mudah dikenali dengan warna merah mencolok tidak wajar,” tandas Anna.

Reporter : Anang

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *