JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan pentingnya peran media massa dalam melawan penyebaran informasi bohong atau hoaks.
Dikutip dari megapolitan.kompas.com Hal itu disampaikan Muhadjir dalam peringatan Hari Pers Nasional yang jatuh pada Minggu (9/2/2020). Muhadjir mengatakan, pers memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan arah kebudayaan. Pers bisa membuat budaya semakin maju atau bisa pula sebaliknya. Contoh kemunduran budaya, kata dia, adalah maraknya penyebaran informasi bohong ke khalayak.
“Budaya itu (penyebaran informasi bohong) kan lahir dari akal dan pikiran manusia. Ketika diekspresikan dan diadopsi oleh orang lain tidak mentah aja. Itu namanya dialetika yang melahirkan kebudayaan. Tidak ujug-ujug ada,” kata Muhadjir dikutip dari siaran pers, Minggu. Menurut Muhadjir, hoaks seperti itu adalah bentuk dari dialektika budaya yang dicetuskan agen yang tidak bertanggung jawab. Ketika sampai ke khalayak, hal tersebut terus tersebar dan meluas. Oleh karena itu, ia menilai tantangan dan tugas pers saat ini semakin berat.
Itu juga mengingat perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, penyebaran informasi juga semakin cepat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diikuti juga dengan peningkatan komitmen dan tanggung jawab sosial pekerja media.
“Meningkatkan kepatuhan pekerja media kepada kode etik jurnalistik itu harus menjadi pedoman utama. Dan saya usulkan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) melakukan penertiban terhadap para pekerja pers ini. Termasuk juga untuk organisasi pers yang lainnya untuk memberikan pembinaan kepada anggotanya,” jelasnya. Dengan demikian, diharapkan aktivitas para pekerja media juga bisa dipertanggungjawabkan.
Dikutip dari megapolitan.kompas.com