Blitar – Sejumlah petugas penyelenggara Pemilu di Kota Blitar mengalami trauma psikis akibat teror Jelang proses penetapan Pasangan Calon Wali Kota Blitar. Dimana kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kota tersebut mendapatkan teror mirip santet atau tenung.
Choirul Umam ketua KPU Kota Blitar mengatakan, teror kembang dan boneka yang ditusuk itu ditemukan pada Selasa kemarin sekitar pukul 01.00 WIB.
Ketika itu, sopir di Kantor KPU melihat benda aneh di halaman.
“Sebenarnya kita temukan pada Selasa (8/9/2020) sekitar jam 01.00 wib ” Katanya Kamis (10/09/2020)
Awalnya sejumlah Komisioner KPU yakni Choirul Umam, Rangga Bisma Aditya dan Hernawan M Habib baru saja mengikuti musyawarah sengketa pemilu di Bawaslu Kota Blitar.
Selesai acara sekitar pukul 23.00 WIB, ketiga komisioner menemui kuasa hukum termohon di salah satu rumah makan di Kota Blitar untuk mendiskusikan perkembangan sengketa. Setelah selesai berdiskusi, pada Selasa 8 September pukul 00.55 WIB mereka pulang ke kediaman masing-masing.
Sekitar jam 01.00 WIB sopir KPU menemukan bunga setaman dibungkus daun pisang diletakkan dekat pintu gerbang KPU. Di sampingnya ada boneka dari kertas yang ditusuk jarum dan ada benang-nya. Temuan itu langsung dilaporkan dan dibakar. Sebelumnya, bukti-bukti tersebut sudah diabadikan baik berupa foto dan video.
“Saya minta didokumentasikan, jangan disentuh.Bukti video dan foto sudah kita simpan ” jelasnya.
Umam menilai, tindakan mengirimkan barang aneh ini ke KPU Kota Blitar menjadi semacam teror bagi pihaknya. Karena mereka menjadi tidak fokus bekerja menjalankan tahapan-tahapan dalam Pilwali Blitar.
Peristiwa itu kemudian dikonsultasikan ke Polres Blitar Kota ditemui Kasat Intelkam.
“Kita sampaikan bahwa keinginan kami kesini hanya ingin (menyampaikan) pesan bahwa ini ingin melaksanakan pelaksanaan tahapan pemilihan ini dengan tenang, jadi tidak sampai terganggu dengan hal seperti ini,” sambungnya.
Reporter : DW
Editor : C sant