Banyak peristiwa pelecehan seksual oleh remaja menjadi perhatian publik, Foto : suara.com |
TULUNGAGUNG , AJTTV. Com – Banyak peristiwa pelecehan seksual oleh remaja menjadi perhatian publik. Alasan tindakan pelecehan hingga pemerkosaan ini dilakukan salah satunya terpicu kebiasaan menonton konten pornoaksi dan pornografi.
Menjadi keprihatinan bersama, dan pengingat bagi para orangtua untuk mengawasi penggunaan gawai pada anak-anak. Hal ini untuk menyikapi maraknya konten pornoaksi dan pornografi salah satunya dalam aplikasi Bigo Live.
Hal itu disampaikan Heri widodo , Lawyer dari HW And Partner’s Law Firm Tulungagung kepada wartawan , Selasa (4/10/2022).
Menurut Heri Yang dapat dilakukan agar anak terhindar dari paparan konten pornoaksi dan pornografi adalah dengan mengajak kerja sama semua pihak. Ada beberapa pihak yang dapat berperan sebagai upaya menghindarkan anak-anak dari konten pornoaksi dan pornografi. Dari keluarga inti, pihak sekolah, dan swasta.
“Keluarga di rumah, bisa melakukan beberapa cara agar anak terbebas dari konten pornoaksi dan pornografi. Salah satunya, orangtua mendampingi anak-anaknya dan mengajak mereka berkomunikasi.” Katanya.
Dikatakan Heri widodo , orang tua Lebih terbuka untuk membuka dialog serta sharing bersama anak-anak mereka. Selain itu Orangtua juga lebih proaktif mendekati anak-anaknya.
Sebaliknya Buat agenda aktivitas positif di luar lebih banyak, seperti misalnya olahraga, atau kegiatan yang lebih sehat dan positif lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari paparan situs pornoaksi dan pornografi karena akses mereka terhadap ponsel atau dunia maya.
“Apabila mendapati anak tengah mengakses situs pornoaksi dan pornografi, maka orangtua diminta tidak langsung memarahi, apalagi menghukumnya.” Imbuh dia.
Cara yang bisa dilakukan adalah mengajak anak berkomunikasi, bicara dari hati ke hati. Kemudian, orangtua bisa menjelaskan dampak buruk melihat konten pornoaksi dan pornografi kepada anak.
Selain keluarga inti, pihak sekolah juga harus ikut terlibat dalam upaya mencegah paparan konten pornoaksi dan pornografi pada anak. Untuk pihak sekolah, harus proaktif kepada seluruh staf pengajar agar lebih terbuka untuk berbagi dan diskusi dengan anak-anak didiknya.
Pihak swasta dan pemerintah, juga harus ikut membantu anak-anak agar terbebas dari pornoaksi dan pornografi. Pihak swasta berkreasi dengan membuat acara-acara sehat dan positif seperti kompetisi olahraga, science, pertunjukan seni budaya, dan lainnya.
Heri berharap Pemerintah tentunya harus lebih tegas untuk menghapus dan/atau memblokir konten pornoaksi dan pornografi, sekaligus memberikan efek jera kepada para pelaku pornoaksi dan pornografi, baik yang mendistribusikan maupun yang mentransmisikan, dengan memberikan sanksi pidana sesuai ketentuan UU ITE.
“Pemerintah harus tegas Menghapus atau memblokir konten negatif sekaligus memberikan efek jera bagi pelaku pornoaksi dan pornografi” pungkasnya.
Penulis : Tim