Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
KABAR DAERAH

Dinkes Tulungagung Gelar Skrining Hipotiroid Kongenital 

30
×

Dinkes Tulungagung Gelar Skrining Hipotiroid Kongenital 

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TULUNGAGUNG, AJTTV COM – Dinas kesehatan Kabupaten Tulungagung mengadakan kegiatan evaluasi Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) di ruang Shaba Husada Bhakti, Jumat (7 /6/2024 )

Skrining Hipotiroid Kongenital adalah skrining/uji saring yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita.

Example 300x600

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabidkesmas) Dinkes Tulungagung, dr.Ari Setiawan menjelaskan, Hipotiroid Kongenital adalah gangguan yang diakibatkan kekurangan hormon tiroid sejak lahir.

‘Kegiatan diikuti 83 peserta dari berbagai instansi kesehatan. Selama kegiatan peserta menerima materi mengenai evaluasi layanan skrining HK, tata laksana HK dan dampak HK pada bayi baru lahir”‘ kata Aris.

Menurutnya kegiatan ini untuk memastikan seluruh bayi baru lahir mendapat pelayanan skrining HK sesuai standar dengan evaluasi dan peningkatan keterampilan tenaga kesehatan.

“Diharapkan program ini dapat berjalan efektif sehingga setiap bayi baru lahir yang memiliki kelainan dapat segera terdeteksi dan mendapatkan intervensi dini yang tepat.” Harap Aris.

Disinggung untuk mengenal Bayi baru lahir yang mengalami penyakit tiroid, Aris menerangkan dalam hal ini kekurangan tiroid dengan tingkat ringan umumnya tidak menunjukkan adanya gejala. Akan tetapi, apabila lebih buruk, wajah bayi akan tampak bengkak, sembab, dan lidah membesar dan menebal.

Tak hanya itu, hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir juga menunjukkan gejala seperti Mata dan kulit yang tampak menguning,

Mengalami kesulitan ketika makan,

Perut mengalami pembengkakan, bahkan pusar terkadang akan terlihat menonjol, Otot lemah dan lesu, Tungkai dan lengan yang pendek, Rambut lebih kering dan rapuh.

“Kekurangan tiroid pada bayi baru lahir yang tidak segera mendapatkan penanganan sejak pertama kali terlihat akan mengakibatkan komplikasi yang cukup serius pada masa mendatang. Anak yang mengalami kondisi ini akan mempunyai tubuh yang pendek atau tampak cebol, kesulitan bicara, bahkan mengalami retardasi mental.” Pungkasnya.

Reporter : Anang

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *