TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Indonesia merupakan negara yang mempunyai beban tuberculosis yang tinggi dan menempati posisi kedua di dunia saat ini.
Berdasarkan laporan global TBC tahun 2019 diperkirakan terdapat total kasus TBC mencapai 845.000 kasus dan hanya 67% yang melakukan pengobatan.
Dari jumlah kasus tersebut diperkirakan 24.000 kasus merupakan kasus pasien TBC resistan obat atau TBC RO dengan tingkat mulai pengobatan (enrollment rate) sebesar 48% (5.531 pasien) dari 11,463 yang terkonfirmasi TBC RO. Angka ini tentunya masih di bawah target pengobatan yaitu sebesar 90% kasus
Tuberculosis (TBC ) di Jawa Timur merupakan kasus TB terbanyak ketiga setelah Jawa Tengah yaitu 23.191 kasus tetapi masih jauh dari target yaitu 95,925.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Tulungagung Desi Lusiana Wardani mengatakan di kabupaten Tulungagung jumlah pasien TBC tahun 2020 sebanyak 969 penderita. Sedangkan pada tahun 2021 jumlah penderita TBC sebanyak 750 orang.
“Penurunan angka ini bisa diakibatkan oleh berbagai faktor diantaranya terkait pelaporan data yang belum dilakukan secara real Time atau sistematis.” Kata Desi Lusiana, Senin (25/3/2024).
Salah satu pilar kegiatan program TBC adalah membentuk mekanisme yang sistematis dan terintegrasi diantaranya adalah melaksanakan kegiatan surveliance, monitoring dan evaluasi kegiatan TBC yang mana sub kegiatannya adalah memperkuat semua jejaring di semua tingkatan.
Dari data tersebut didapatkan gambaran permasalahan mulai dari alur pemeriksaan dan diagnosis TBC, akses layanan atau kemampuan konseling petugas juga dapat dikarenakan alur rujukan yang kurang terintegrasi.
Terdapat lebih dari 5000 Fasyankes yang terdiri atas rumah sakit pemerintah dan swasta, balai besar/ balai kesehatan para masyarakat, Puskesmas, Dokter praktek mandiri, klinik dan lain-lain di Jawa Timur.
Kabid P2P Dinkes Tulungagung ini menambahkan, Public private mix merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses layanan TBC yang bermutu di Indonesia.
“Konsep publik privat mix diterapkan berbasis kabupaten atau kota sehingga lebih dikenal dengan istilah distrik- based pabrik privat mix” imbuhnya.
Penerapan DPPM TBC diharapkan mendorong semua Fasyankes yang menangani TBC berpartisipasi dalam jejaring sehingga semua pasien TBC dapat ditemukan dan diobati sesuai standar dan tercatat dalam sistem informasi program tuberkulosis nasional.
Dengan kondisi di atas Dinas Kesehatan telah mengambil langkah melakukan koordinasi dengan organisasi profesi dan layanan di tingkat Kabupaten Tulungagung untuk melakukan evaluasi kegiatan yang telah berjalan, penguatan komitmen lintas program dan lintas sektor ikut mendukung program nasional dalam penanggulangan TB.
“Tujuan utamanya melakukan monitoring dan evaluasi kopi TBC di kabupaten Tulungagung” terangnya.
“Tujuan khususnya menganalisasi situasi mengidentifikasi gap atau permasalahan TB, termasuk kontribusi dan keterlibatan faskes dalam jejaring PPM serta merumuskan peran dan kontribusi masing-masing stakeholder yang diundang dalam jejaring PPM dan wajib notifikasi” pungkas Desi.
Reporter : anang