TULUNGAGUNG , AJTTV.COM – Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kondisi ini dapat menyerang otak, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung dan tulang belakang. Namun, infeksi TBC paling sering menyerang paru-paru.
Tuberkulosis merupakan permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya di Kabupaten Tulungagung yang sampai saat ini belum terselesaikan.
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Sepanjang Tahun 2022 lalu, menemukan 100 persen terduga TBC dari total 13 ribuan yang ditargetkan pemerintah pusat.
Sedangkan dari total target 2200 kasus TBC, Dinkes Tulungagung masih menemukan 52 persen pasien dan sudah diobati.
Melihat fakta diatas Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menggelar kegiatan monitoring, Evaluasi dan Validasi tentang Penyuksesan program nasional terkait eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) tahun 2030.
Kegiatan diikuti oleh fasilitas kesehatan kolaborasi lintas sektor dan lintas program yang melibatkan organisasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Yayasan Banuyasa Sejahtera (Yabhysa) untuk membantu menemukan bahkan mengobati Pasien tersebut dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Tulungagung,
“Ini menjadi prioritas dalam program kerja Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Kesehatan sehingga dilakukan monitoring ” Terang Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung Dr. Kasil Rokhmad melalui Kabid P2P Didik Eka Putra.
Menurut Didik Untuk semester satu Tahun 2023 sudah berada pada 7000 lebih suspek dengan temuan kasus 28 persen dari target 2200 yang telah dicanangkan di awal tahun. Artinya Masih ada sisa 48 persen yang belum ditemukan dan diharapkan selesai akhir tahun ini.
Monitoring Validasi data yang dihasilkan oleh surveilans TBC ini untuk menghasilkan data yang akurat ,lengkap dan dapat dianalisis sebagai dasar kajian untuk merencanakan kebijakan program di Kabupaten Tulungagung .
Selain itu Didik Eka menjabarkan dalam kegiatan Monitoring pihaknya membahas terkait evaluasi Kader di Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera atas segala pencapaian yang mereka dapat kita monitoring dan evaluasi dari tugas yang mereka dapatkan dari Yayasan untuk dilaksanakan di lapangan guna neningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi lintas sektor dengan Sosialisasi Pembentukan Forum Multi Sektor Penanggulangan TBC, ” Jabarnya
Ditempat yang sama Ketua Yayasan Bhani Sejahtera Tulungagung, Cut Mala Hayati Ansari menyatakan, kerjasama dalam penanganan dan penanggulangan program TBC antara Dinkes Tulungagung dengan Yabisa sudah dilakukan sejak tahun 2016 lalu.
Terkait Tuberkulosis pihaknya bertugas melakukan penemuan kasus, melakukan investigasi kontak, pendampingan pasien hingga sembuh serta pelacakan kasus.
Pelacakan kasus yang dimaksud adalah melakukan pendampingan jika ada pasien lost to follow up atau pasien berhenti berobat di tengah jalan sebelum penyakitnya sembuh.
“Saya berharap hubungan harmonis antara Yabhysa dengan Dinkes Tulungagung tetap terjalin dengan baik agar peningkatan akses masyarakat pada pelayanan TBC yang komprehensif, bermutu, terjangkau, dan berpihak pada pasien dapat diwujudkan dan diperkuat dengan penemuan kasus secara aktif.” Harapnya.
Penulis ; Anang