TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – RSUD dr Iskak Tulungagung menjadi rumah sakit pemerintah pertama yang ditunjuk menjadi tempat pendidikan dokter subspesialis kardiologi intervensi oleh Kolegium Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia (KJPDI).
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung Kasil Rohmat,membenarkan hal tersebut.
Karena itu pihaknya segera melakukan persiapan untuk menjadi tempat pendidikan.
Baca Juga : Rapat Paripurna Penyampaian LKPJ Bupati Tulungagung Akhir Tahun Anggaran 2023
“Persiapannya ya menyesuaikan kurikulum yang akan diterapkan, karena akan mendidik orang. Kalau untuk infrastruktur dan lainnya ya berjalan seperti biasa,” Ungkapnya.
Sementara itu, Ketua KJPDI dr Renan Sukmawan saat berkunjung ke RSUD dr Iskak mengatakan, penunjukan tersebut dilakukan setelah timnya melakukan kajian dan penilaian terhadap fasilitas, sumber daya manusia hingga jumlah penanganan kasus kardiologi intervensi.
Baca Juga : Polres Tulungagung Ikuti Dialog Publik, Pastikan Stok Beras Aman
“Untuk bisa melakukan misalnya pasang ring itu perlu pelatihan khusus di tempat yang sarana prasarananya memadai dan tidak banyak tempat di Indonesia. kami kemari untuk menilai kesiapan dari RSUd dokter Iskak Tulungagung,” ucapnya
Menurutnya, agar bisa menjadi tempat fellowship pendidikan kardiologi intervensi, minimal telah melakukan penanganan 300 kasus secara mandiri. Sedangkan rumah sakit dr. Iskak Tulungagung telah jauh melampaui batas minimal itu.
Penambahan tempat pendidikan penting dilakukan untuk mempercepat perluasan layanan jantung di Indonesia. Saat ini pemerintah tengah berupa menambah layanan dengan memberikan peralatan ke sejumlah rumah sakit. Namun kendalanya belum ada dokter setempat yang mampu mengoperasikan alat tersebut.
Baca Juga : Lapas Klas IIB Trenggalek Adakan Pesantren Kilat Untuk Warga Binaan
\”Untuk memperluas layanan jantung seluruh Indonesia menyediakan sarana prasarana Kementerian Kesehatan, alat-alat namanya cathlab untuk tempat pasang ring itu. Alatnya sudah ada tapi perlu sumber daya manusia,” katanya.
Selama ini pendidikan subspesialis kardiologi intervensi hanya dilakukan di 13 rumah sakit. Tempat tersebut rata-rata rumah sakit milik pemerintah pusat serta milik universitas.
“Ini merupakan RSUD pertama di bawah pemerintah kabupaten yang mempunyai kemampuan atau kapasitas untuk melakukan pendidikan kardiologi intervensi,” ucapnya.
Bila semua persiapan sudah tuntas,nantinya rumah sakit akan segera menerima mahasiswa pendidikan fellowship untuk dididik di Tulungagung.
Lebih lanjut Dr Renan menjelaskan, kasus serangan jantung di Indonesia cukup tinggi. Penanganan serangan jantung harus dilakukan dengan cepat maksimal enam jam.
“Enam jam itu sudah enggak efektif lagi. Jadi target kita segera mungkin waktu di rumah sakit itu dalam waktu 90 menit sudah harus dibuka sumbatannya. Untuk itu harus ada dokter jantung yang punya keahlian itu,” pungkasnya.
Reporter : Anang