Scroll untuk baca artikel
BERITA TERBARUKABAR DAERAH

TRAGEDI PULANG SEKOLAH! Siswa SMP Watulimo Trengalek Tenggelam di Dam Sungai Gribok, Nekat Berenang Meski Tak Bisa

34
×

TRAGEDI PULANG SEKOLAH! Siswa SMP Watulimo Trengalek Tenggelam di Dam Sungai Gribok, Nekat Berenang Meski Tak Bisa

Sebarkan artikel ini

Ilustrasi anak tenggelam (Foto: Istimewa)

TRENGGALEK, AJTTV.COM – Suasana duka menyelimuti Desa Watulimo, Trenggalek, setelah seorang siswa SMPN Watulimo berinisial SA (15) ditemukan tewas tenggelam di Dam Sungai Gribok, yang berjarak tak jauh dari lingkungan sekolahnya, Selasa sore. Korban dilaporkan nekat menceburkan diri ke bendungan yang memiliki kedalaman lebih dari dua meter, padahal ia tidak mahir berenang.

​Kapolsek Watulimo, AKP Sunarto, membenarkan musibah tragis tersebut. Korban yang duduk di bangku kelas IX SMP itu, bersama empat temannya, memilih bermain air di dam sepulang sekolah.

​Korban Sempat Menunggu, Nekat Saat Teman Melarang

​Menurut keterangan kepolisian, setibanya di lokasi, empat teman korban segera melepaskan pakaian dan melompat ke air. Namun, SA, warga Desa Ngembel, Kecamatan Watulimo, yang diketahui tidak bisa berenang, memilih menunggu di pinggir dam.

​Tragedi terjadi ketika korban mendadak nekat ikut berenang, padahal teman-temannya sudah melarang.

​”Nah, ketika semakin ke tengah tiba-tiba korban ini langsung tenggelam. Dam itu memang dalam, lebih dari 2 meter,” kata AKP Sunarto, Selasa (21/10/2025).

​Teman-teman korban berusaha menolong namun terlambat. Mereka segera meminta bantuan warga sekitar.

​Pencarian Dramatis di Dasar Dam

​Proses evakuasi sempat berlangsung dramatis. Warga sekitar beramai-ramai melakukan pencarian, bahkan mencoba menyelam, tetapi kesulitan menjangkau dasar dam.

​”Kemudian ada warga yang kakinya menyenggol tubuh korban di dasar dam,” ucap Sunarto.

​Setelah berhasil dievakuasi ke permukaan, korban sudah tidak tertolong karena waktu tenggelam yang sudah lama. Hasil pemeriksaan oleh dokter Puskesmas Slawe memastikan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

​”Orang tuanya, saudaranya sudah menerima bahwa meninggalnya itu karena musibah,” pungkas AKP Sunarto, menutup kasus ini sebagai murni kecelakaan. Kejadian ini menjadi pengingat keras bagi siswa dan orang tua akan bahaya bermain di area sungai atau dam, terutama bagi mereka yang tidak bisa berenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *