AJTTV.COM – Seorang nenek bernama Slamet (70) tinggal di dalam rumah bambu dekat kandang ayam di Klaten. Mbah Slamet sudah tinggal di rumah tersebut selama enam bulan.
“Dulunya (Mbah Slamet) tinggal serumah dengan keluarga saya. Tapi karena rumah bagian belakang amblong (jebol) atapnya, saya buatkan tempat di sini,” kata keponakan Slamet, Hartono (38), di rumah Mbah Slamet, Dusun Klalung, Desa Majegan, Kecamatan Tulung, Klaten, Selasa (4/8/2020).
Hartono mengungkap, Mbah Slamet yang tak memiliki suami dan anak ini tinggal di rumah keluarganya sejak 2012. Mbah Slamet merupakan kakak dari ibunya yang kini sudah meninggal dunia.
Ayah Hartono, Sartono (65) membuat tempat tinggal untuk Mbah Slamet tinggal di bagian belakang rumahnya pada tahun 2012. Namun kini tempat tinggal Mbah Slamet itu rusak. Kamarnya jebol dan jika hujan maka air akan masuk ke dalamnya.
“Sebab di kamar lama jebol dan air hujan masuk,” imbuh Hartono.
Hingga akhirnya Hartono dan Sartono membuat rumah bambu di tanah kas desa yang berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya untuk tempat tinggal Mbah Slamet. Hartono menyebut rumah bambu sederhana ini tak pernah bocor. Bahkan kadang, ayahnya ikut tinggal di situ.
rumah bambu yang ditinggali Slamet berukuran 3×4 meter. Dindingnya terbuat dari bambu dan disambung papan kayu seadanya.
Tidak ada perabotan selain papan tempat tidur dan dapur kecil. Sedangkan di depan rumahnya digunakan untuk ternak ayam kampung.
Sedangkan rumah yang ditempati keluarga Hartono juga terlihat sederhana. Rumah tersebut berseberangan jalan dengan rumah bambu yang ditinggali Mbah Slamet.
Rumah yang ditempati keluarga Hartono hanya berukuran sekitar 3×6 meter. Tembok rumah tersebut hanya berupa batako yang belum diplester. Teras rumah atapnya hanya disangga kayu.
Tampak di teras rumah tersebut terdapat bronjong untuk Hartono berjualan sayur yang digunakan keliling sayur. Hartono sehari-hari bekerja sebagai penjual sayur keliling dan istrinya merupakan ibu rumah tangga.
Hartono juga mengungkap Slamet yang saat ini masih ber-KTP di Kecamatan Karanganom dan memiliki Jamkesmas.
“Cuma bantuan lain tidak ada sebab KTP masih di desa lama tetapi setiap bulan dapat dari yayasan peduli anak yatim,” jelas Hartono.
Dalam kesempatan yang sama, istri Hartono, Erni (30) mengatakan keluarganya masih merawat Mbah Slamet setiap hari.
“Kondisinya begitu (lumpuh) sejak umur 14 tahun dan tidak berumah tangga,” kata Erni.
Budenya itu, sambung Erni sudah tidak memiliki saudara di desa asalnya di Kecamatan Karanganom. Meskipun ada beberapa keponakannya di sana, tetapi Mbah Slamet memilih ikut keluarga Hartono di Kecamatan Tulung.
“Kemarin dari yayasan sudah datang. Nanti dibuat kamar baru di rumah saya,” kata Erni.
Diwawancara terpisah, Kades Majegan, Kecamatan Tulung, Widodo, menjelaskan Mbah Slamet masih tercatat sebagai warga Desa Pondok di Kecamatan Karanganom.
“Aslinya Pondok, Karanganom dan ikut adiknya. Adiknya, Sartono sudah dibantu pemerintah dengan program rehab rumah RTLH yang ditinggali bersama anaknya,” jelas Widodo
“Rumah papan itu masuk di lahan kas desa. Slamet selama ini tidak ber-KTP dan KK di Desa Majegan itu repotnya,” ungkap Widodo.
Dikutip Dari : news.detik.com