Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BERITA TERBARU

Empat Tahun Rusak , Jembatan Jeli Jadi Ladang Pendapatan

70
×

Empat Tahun Rusak , Jembatan Jeli Jadi Ladang Pendapatan

Sebarkan artikel ini

Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /var/home/ajttvcom/public_html/wp-content/themes/wpmedia/template-parts/content-single.php on line 113
Example 468x60

Tulungagung – Jembatan di Dusun Catut Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Tulungagung yang ambrol pada 27 Februari 2017 lalu hingga kini belum dibangun.
Jembatan dengan ukuran panjang 30 meter serta bahu jembatan 8 meter tersebut, hanya memiliki kedalaman tiang pancang 13 meter sehingga mudah tergerus oleh arus air.

Selama 4 tahun rusak , Jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Kediri hanya dipasang jembatan jeli sebagai jembatan darurat.

Example 300x600

Entah apa penyebabnya , pemkab kediri dan Tulungagung seakan enggan membangun jembatan baru dan terlihat “Pasrah ” kepada pemerintah Propinsi.

Selama jembatan ambruk , seakan memberi kesempatan kepada warga sekitar lokasi untuk melakukan buka tutup arus lalu lintas dari selatan dan Utara jembatan.
Mereka bergantian berjaga dilokasi hingga ada empat shift dari pagi hingga malam hari.

Dalam sehari untuk area selatan jembatan , melibatkan tidak kurang 80 orang .Belum lagi penjaga utara jembatan.

Budi susanto warga Jeli mengaku dalam satu shift rata- rata per orang mendapat upah Rp 30 ribu.

Jika dihitung pendapatan dalam satu hari hasil tarikan suka rela bisa mencapai Rp 2- 3 Juta rupiah.Artinya pendapatan perbulan bisa mencapai Rp 60 Juta untuk satu titik.

” Sehari ada 4( empat) shift mas, bergantian, tiap orang dapat upah anatara Rp 30 ribu .” Terang Heru.

Menurutnya, ditengah Pandemi Covid -19 pekerjaan sebagai penjaga jalan sangat membantunya.
” Musim Pandemi ini sangat membantu karena tidak ada pekerjaan lain ,” katanya.

Kepala Desa Jeli Rahman melalui Sekretaris Desa Mahsun dihubungi AJTTTV.COM Jumat ( 14/08/2020) mengatakan , selama jembatan rusak sering menerima pertanyaan serta aduan dari warga. Mereka menanyakan kapan jembatan dibangun serta kemana tarikan suka rela selama empat tahun berjalan.

“Beragam pertanyaan dan keluhan arahnya ke kami .soal jembatan pemdes tidak tahu menahu dan menjadi tanggung jawab siapa ,” katanya.

Disinggung soal petugas buka tutup diseputar jembatan tidak dikelola secara profesional oleh Pemerintah Desa , Rahman mengaku takut nantinya dianggap Pungli.

Dari pengamatan di lapangan , jika pendapatan sebulan mencapai Rp 60 Juta / pertitik, selama empat tahun hasilnya bisa dipergunakan membangun jembatan baru.

Reporter : Hendrik
Editor     : C sant

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *