TULUNGAGUNG , AJTTV.COM – Seorang anak laki – laki usia Sekolah Dasar ,tampak dengan lancar bercerita soal kejadian yang baru dia alami.
Bocah dengan berseragam Pramuka itu diapit dua guru lalu ditanyai oleh seorang perempuan yang tidak tampak dalam gambar sambil merekam dengan menggunakan Handphone.
Dari pengakuanya si bocah didatangi sebuah mobil yang berisi empat orang. Dua orang berada diluar sementara dua orang lagi berada di dalam mobil sambil membungkam mulut bocah kecil .
Merasa ketakutan , bocah ini kabur dan berhasil menyelamatkan diri.
Baca Juga : bayi-di-duga-dibuang-orang-tuanya-ada-sepucuk-surat-wasiat-berikut-isinya
Video berdurasi 2 menit 12 detik itu , menceritakan soal penculikan anak
Yang menyebar di media social (medsos) dan grup-grup whatsapp tersebut sangat meyakinkan karena disertai dengan video pengakuan korban kepada gurunya.Bahkan setelah menyebar di media sosial , informasi penculikan terjadi di Tulungagung dan sumber informasi dari seorang guru SD Tamanan bernama Dwi.
Perihal kabar tersebut, Polres Tulungagung merespon cepat. Pihak kepolisian memastikan informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia melalui Paur Humas Ipda Anwari mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap seluruh sumber informasi yang disebutkan dalam media social (medsos) tentang informasi percobaan penculikan.
“Kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Kami sudah mengecek semuanya. Karena informasi tersebut telah beredar luas dan menimbulkan keresahan, kami minta masyarakat tetap tenang dan tidak mempercayai kabar tersebut,” pinta Ipda Anwari ,Sabtu (22/2/2020).
Anwari juga menegaskan , setelah mendatangi pihak sekolah dipastikan guru bernama Dwi di SD Tamanan seperti yang diinformasikan melalui media sosial tidak ada, semakin meyakinkan berita tersebut bohong dan menyesatkan.
Baca Juga : seorang-kakek-ditemukan-meninggal-dunia-di-areal-persawahan
Namun berita sudah beredar seolah-olah kejadian tersebut terjadi dan warga sekitar merasa resah dengan munculnya kabar itu. Untuk meyakinkan kejadian tersebut sangat minim tingkat kepercayaan kepada sumber karena dua alat kesaksian tidak mendukung.
“Untuk mencegah keresahan, kepada masyarakat agar tidak menyebar luaskan berita itu. Kemudian kepada orang tua dan guru, supaya tidak mengirimkan pesan yang tidak benar tersebut kemana-mana. Kami masih menyelidiki kejadian ini,” tutupnya.
Reporter : Ahmad so
Editor : C – Sant