Foto : Ilustrasi Botok
TULUNGAGUNG, AJTTV.COM – Di sebuah sudut Desa Punjul, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, tersimpan sebuah kisah rasa yang kini hanya menjadi kenangan. “Botok Arto Moro,” begitu namanya, bukan sekadar hidangan, melainkan sebuah warisan kuliner yang identik dengan kelezatan iwak kali (ikan sungai) dan perjuangan sepasang suami istri.
Warung sederhana mereka pernah menjadi tujuan utama para pencinta kuliner. Keahlian pasangan ini mengolah botok dengan bumbu khas, yang kaya akan rempah dan aroma daun pisang, mampu menciptakan harmoni rasa yang tak terlupakan. Botok Arto Moro tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi sumber rezeki utama yang berhasil menghidupi anak-anak mereka hingga dewasa.
Namun, roda kehidupan terus berputar. Seiring berpulangnya sang pemilik, perlahan kenangan akan rasa lezat itu ikut memudar. Warung yang dulunya ramai dan penuh canda kini telah hilang, hanya menyisakan cerita dari mulut ke mulut.
”Botok Arto Moro” kini lebih dari sekadar nama kuliner. Ia adalah sebuah monumen tak kasat mata yang menjadi bagian dari sejarah Desa Punjul. Kisahnya mengajarkan kita bahwa sebuah cita rasa tak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang pengabdian, cinta, dan warisan yang terus hidup dalam ingatan.
Reporter : Sunari












