TANGKAPAN LAYAR – Video viral perampasan mobil yang dilakukan oknum debt collector kepada perempuan asal Bandung di Wilangan Nganjuk
NGANJUK, AJTTV.COM – Sebuah insiden penarikan mobil oleh debt collector di Nganjuk menjadi sorotan publik setelah video keributan yang melibatkan pengendara dan dua pria penagih hutang viral di media sosial. Video berdurasi 1 menit 4 detik itu menjadi perbincangan, terutama setelah menunjukkan pemandangan yang tak biasa: para debt collector yang terlibat dalam keributan justru terlihat akrab dengan aparat kepolisian.
Kejadian bermula ketika seorang pengendara mobil dan seorang wanita yang merekam kejadian tersebut dihentikan oleh dua pria yang mengaku sebagai debt collector. Dalam rekaman yang viral, terlihat adu mulut antara pengendara dan dua pria tersebut. Saat wanita yang merekam meminta identitas dan tujuan mereka, salah satu pria berkaos putih dengan rambut cepak mengaku dari “KP 17”.
”Saya dari KP 17,” jawab pria tersebut.
Wanita itu terus merekam dengan suara lantang, menanyakan maksud dari penghadangan kendaraan mereka. Pria tersebut sempat mencoba menutupi ponsel yang merekam, tetapi wanita itu bersikeras untuk terus merekam sebagai bukti.
”Jangan video,” ucap pria tersebut.
”Gak, gak, gak, gak…,” sahut wanita itu sambil terus merekam.
”Biar jelas, soalnya kan ada bukti juga. Bapak dari mana emang?” tanya sang wanita.
Setelah adu mulut, situasi kemudian berlanjut ke kantor polisi. Namun, yang membuat warganet heboh adalah pemandangan yang terekam setelahnya. Alih-alih mendapatkan sanksi atau diproses lebih lanjut, para debt collector tersebut justru terlihat akrab dengan sejumlah polisi. Video yang beredar menunjukkan mereka duduk bersama, seolah-olah tidak ada ketegangan yang terjadi sebelumnya. Hal ini memicu spekulasi dan pertanyaan dari masyarakat, mempertanyakan netralitas aparat kepolisian dalam menangani kasus penarikan paksa oleh debt collector.
Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian Nganjuk belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. Video yang viral tersebut kini menjadi sorotan dan menimbulkan beragam komentar dari warganet. Banyak yang menyayangkan sikap aparat yang terlihat memihak, sementara lainnya menuntut transparansi dan penegakan hukum yang adil. Kasus ini menambah daftar panjang keluhan masyarakat terhadap praktik penarikan paksa kendaraan yang kerap kali melibatkan kekerasan dan intimidasi oleh para debt collector.
Sumber : Berbagai Media Online












