Kabupaten Tanah Datar – Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri dan instansi terkait lainnya termasuk para relawan serta LMI Rescue memperluas pencarian 11 korban hilang akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).
Staf Operasi Basarnas Yudi Riva menjelaskan pencarian hari Ke-11 telah membagi enam tim untuk melanjutkan pencarian 11 korban yang masih belum ditemukan.
Untuk Tim 1 fokus melakukan pencarian di daerah Padang Gantiang, Kabupaten Tanah Datar dengan menyusuri aliran sungai menggunakan perlengkapan rafting sampai ke Kabupaten Sinjunjung. Selanjutnya Tim 2 LMI Rescue bersama Tim gabunan diinstruksikan melakukan pencarian pada sektor B, atau menyisir wilayah Parambahan.
Baca Juga : Tim Itwasda Polda Jatim Audit Kinerja Polres Tulungagung
SPV DPB Laznas LMI Susanto mengatakan sebelumnya tim gabungan baru melakukan pencarian hingga ke perbatasan Kota Sawahlunto. Kemarin enam regu yang terdiri dari 121 personel memperluas area pencarian hingga ke Kabupaten Sijunjung.
“Jadi, pencarian kita perluas untuk menemukan 1 korban warga Kabupaten Agam, dan 10 lagi warga Kabupaten Tanah Datar,” sebut susanto
LMI menurunkan 3 orang tim respon ke lokasi bencana untuk membantu dalam proses pencarian korban di kabupaten tanah datar.
Susanto menambahkan dirinya merencanakan dalam seminggu ini ingin membantu dalam Opsar pencarian dan penyelamatan di sektor 2 penyisiran di daerah parambahan.
“Selain itu nantinya juga melakukan pembersihan material lumpur di rumah warga dan mesjid serta Penyaluran air bersih terakhir Psycososial untuk anak-anak penyintas di pengungsian. “Imbuhnya.
Seperti diketahui Bencana banjir bandang lahar dingin dan longsor di Sumatera Barat terjadi pada 11 Mei lalu. Musibah menerjang Kabupaten Tanah Datar, Agam, Padang Panjang, Padang Pariaman, dan Kota Padang. Tercatat 61 orang korban meninggal dunia. Tim pencarian dan pertolongan masih melakukan penelusuran terhadap 11 orang yang masih dinyatakan hilang. Total kerugian akibat bencana mencapai Rp108 miliar lebih. Di antaranya 700 an rumah rusak ringan hingga berat, Putusnya jalan, jembatan, kerusakan irigasi, lahan pertanian yang tertimbun, hingga ternak yang mati.
Wilayah terdampak diantaranya Pagu – pagu, Pandai Sikek, Pasie Laweh, Limo Kaum, Nagari Paninjauan, Kec.X Koto, Ampek Koto, Kec. Rambatan Tanah Datar, Kec. Sungai Pua, Kab. Agam dan Nagari Bukik Batabuah, Kec. Canduang, Kab. Agam.
Berdasarkan informasi yang diterima, sudah ada 61 jenazah 59 orang sudah terindentifikasi dan 2 orang belum teridentifikasi serta 11 orang masih dalam pencarian. 55 orang mengalami luka luka. 3.552 pengungsi.
Baca Juga : Almasta Sempat Bakar Ban, Desak Pj Bupati Tulungagung Mundur
163 Rumah Rusak Berat, 71 rumah rusak sedang dan 448 rumah rusak ringan. Untuk fasilitas yang terdampak sejumlah 26 rumah ibadah, 51 jembatan, 12 fasilitas pendidikan, 95 saluran irigasi, 2 fasilitas kesehatan, 2 jalan terputus, 49 sarana perdagangan terdampak serta 774 ha lahan pertanian rusak”.
Hingga hari ini selasa 21 Mei 2024 tim relawan di lapangan masih melakukan proses pencarian korban namun pencarian di hari ke 11 ini masih nihil. Pungkasnya.
Reporter :snt