Scroll untuk baca artikel
BERITA TERBARUKABAR DAERAH

Mitigasi Total Bencana: Trenggalek Siapkan Relokasi Permanen Usai Longsor Maut

25
×

Mitigasi Total Bencana: Trenggalek Siapkan Relokasi Permanen Usai Longsor Maut

Sebarkan artikel ini

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin melihat langsung lokasi longsor yang menerjang rumah warga (Foto: Dok. Istimewa)

TRENGGALEK, AJTTV.COM – Pasca-bencana tanah longsor maut yang merenggut empat korban jiwa di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengambil langkah tegas dan strategis untuk mitigasi jangka panjang. Bupati Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin) secara langsung memerintahkan evakuasi dan pengungsian segera bagi warga yang bermukim di zona rawan bencana.

​Perintah ini dikeluarkan menyusul tingginya potensi bencana susulan saat curah hujan meningkat, di kawasan yang dikenal memiliki kerawanan tinggi.

​Relokasi Permanen untuk 95 Keluarga

​Dalam kunjungannya ke lokasi dan keluarga korban pada Senin (3/11), Mas Ipin menegaskan bahwa solusi sementara pengungsian tidak cukup. Pemkab Trenggalek kini berkomitmen menyiapkan lahan relokasi permanen bagi warga terdampak.

​Rencana relokasi ini diprioritaskan untuk sekitar 95 rumah di kawasan Depok yang dinilai memerlukan pemindahan total. Bupati Arifin menyatakan pendanaan relokasi akan disinergikan antara Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemkab Trenggalek, menunjukkan keseriusan pemerintah pusat hingga daerah dalam menangani krisis ini.

​”Yang paling penting sekarang adalah memberikan pemahaman kepada warga bahwa mereka tinggal di zona rawan. Jika curah hujan tinggi, segera mengungsi ke tempat aman,” ujar Mas Ipin, seraya meminta warga memanfaatkan SDN Satu Atap Depok sebagai lokasi pengungsian sementara yang telah dilengkapi fasilitas dasar.

Perintah Pengungsian dan Penguatan Early Warning System

​Langkah mitigasi cepat Pemkab meliputi dua fokus utama:

  1. ​Evakuasi Cepat: Warga diinstruksikan segera mengungsi ke lokasi aman setiap kali curah hujan tinggi. Hal ini mendapat sambutan positif dari warga, seperti Sudirman, yang rumahnya terdampak.
  2. ​Sistem Peringatan Dini (EWS): BPBD Trenggalek diinstruksikan untuk segera memperkuat EWS di desa-desa rawan. Selain itu, koordinasi dengan RAPI dan ORARI diaktifkan untuk memastikan jalur komunikasi tanggap darurat tetap berfungsi meski terjadi gangguan listrik atau jaringan seluler.

​Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, memberikan dukungan penuh terhadap langkah cepat Pemkab, bahkan memastikan adanya ruang fiskal sekitar Rp3 miliar dari APBD untuk penanganan bencana hingga akhir tahun.

​Langkah strategis ini diharapkan dapat mencegah terulangnya tragedi seperti yang menimpa satu keluarga di Dusun Banaran, di mana empat korban jiwa, yakni Sarip (60), Welas (53), Fajar Puji Wibowo (19), dan Rohman (15), meninggal dunia akibat tertimbun longsor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *