TULUNGAGUNG , AJTTV.COM – 100 mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTIK) disiapkan sebagai intrukstur moderasi beragama
Rohmad Basori Kasubdit Sarana dan Prasana Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kemenag RI mengatakan , melalui progam PIN MB 2019 ini mendidik calon instruktur di masa mendatang untuk siap menyikapi keadaan yang berkembang saat ini.
Program ini merupakan program dari Kementrian Agama Republik Indonesia yang mempuyai tujuan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan bagi mahasiswa dalam menyikapi permasalahan moderasi beragama.
Menurutnya, kegiatan ini juga bertujuan mendiseminasikan spirit moderasi beragama melalui institusi pendidikan tinggi.
Kegiatan berlangsung 4 hari dari Tanggal 27-30 Desember 2019 yang dibuka di Jakarta sementara Diklat dilaksanakan di Bogor terbagi menjadi 12 sesi diantaranya Kebijakan Kemenag RI tentang Implementasi Moderasi Beragama, Peta Konsep Pengarusutamaan Moderasi Beragama, Pemetaan Beragama di Indonesia, Resolusi Konflik Sosial Beragama, Beragama di Era 4.0, Analisis Sosial Moderasi Beragama, Konsep Moderasi Berbangsa dan Bernegara.
“Kementerian Agama sering menjadi objek kritikan atas kebijakan moderasi ini. Kami memerlukan energi tambahan untuk menjelaskan ke tengah-tengah masyarakat,” Jelas Rohmad.
Lebih lanjut, kegiatan pendidikan ini menghadirkan instruktur kebangsaan pusat seperti Khamami Zada, Ahmad Rozaki, Rumadi, Marzuki, Aceng Abdul Aziz, Mahrus, A Suaedy dan lainnya. Materi yang disampaikan tekait keislaman, keindonesiaan dan kebangsaan.
Rencana tindak lanjut dari progam tersebut , membuat gerakan yang proaktif menyiarkan moderasi beragama baik langsung maupun melalui sosial media dalam bentuk konten tulisan ataupun vidio .
Sementara itu Ketua Dema IAIN Tulungagung Doni , mengapresiasi PIN MB 2019 yang mengambil tema Islam, Pancasila dan Kebangsaan , Study Lapangan Muhammadiyah dan Study Lapangan PB NU yang di laksanakan oleh Kemenag RI.
” Kegiatan ini sangat bermanfaat , menambah wawasan terbaru, relasi teman dan tentu pengalaman baru”, ujar Doni.
Reporter : EN
Editor : C – Sant