Polisi Olah TKP kasus tewasnya pasutri di Desa Peleyan. Foto: Polres Situbondo
SITUBONDO, AJTTV.COM – Masyarakat Dusun Ardani, Desa Peleyan, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, dikejutkan oleh tragedi pembunuhan yang menimpa Nur Faiza (30). Korban tewas di tangan suaminya sendiri, Abdur Rasyidi (32), yang mencekiknya menggunakan tali sepatu saat sang istri terlelap di kamar mereka.
Peristiwa pilu ini ternyata menyimpan latar belakang yang kompleks. Berdasarkan keterangan warga dan Kepala Desa setempat, Abdur Rasyidi diketahui memiliki riwayat gangguan kejiwaan yang kambuh secara periodik setiap tahun.
Korban Dikenal Sebagai “Paranormal” Penyembuh
Ironisnya, korban, Nur Faiza, dikenal luas oleh masyarakat setempat dan luar daerah sebagai sosok yang memiliki kemampuan khusus. Menurut Yanto, salah seorang warga, Nur Faiza adalah seorang paranormal yang mampu mengobati penyakit menggunakan metode sederhana, yakni dengan media daun sirih dan kapur.
”Nur Faiza memiliki kemampuan untuk mengetahui letak sakit dan langkah yang harus dilakukan pasiennya. Nur Faiza juga memiliki banyak pasien dari berbagai daerah, termasuk Probolinggo, Surabaya, dan Jember,” beber Yanto, Rabu (24/9/2025).
Di tengah kesibukannya membantu orang lain, Nur Faiza harus hidup dalam ketakutan akibat penyakit yang diderita suaminya.
Kambuh Tahunan, Tingkah Pelaku Dianggap Aneh
Warga menjelaskan, dalam kondisi normal, Abdur Rasyidi adalah sosok yang ramah dan pekerja keras, serta suka membantu warga. Namun, penyakit stres yang dideritanya sudah berlangsung selama tiga tahun dan akan kambuh setiap tahun sekali.
Menurut Yanto, saat penyakitnya kambuh, tingkah laku Abdur menjadi aneh, seperti tidak bisa tidur dan seringkali membangunkan istrinya.
Kepala Desa Peleyan, Muh Yasin, mengonfirmasi riwayat penyakit kejiwaan Abdur Rasyidi. Bahkan, Kades menyebutkan bahwa penyakit Abdur sudah kambuh beberapa hari sebelum peristiwa pembunuhan terjadi.
Tiga Hari Sebelum Tragedi, Pelaku Sempat Minta Ditahan Polisi
Kades Muh Yasin mengungkapkan detail mencengangkan mengenai perilaku Abdur sesaat sebelum tragedi. Tahun lalu, Abdur pernah datang ke Mapolsek Kapongan dan meminta dirinya ditahan tanpa alasan yang jelas.
“Tahun lalu sempat datang ke Mapolsek Kapongan, hanya minta ditahan. Dijemput disuruh pulang juga tidak mau tetap minta ditahan. Ya polisi tidak mau kalau tidak ada alasannya,” kata Muh Yasin.
Perilaku aneh ini kembali muncul. Menurut keterangan keluarga, tiga hari sebelum menjerat istrinya, penyakit Abdur sudah kambuh. Keluarga bahkan sudah berupaya membawa Abdur untuk diperiksa.
“Berdasarkan keterangan keluarganya, Abdur sudah mau periksa sehari sebelum kejadian, tapi dokternya tidak ada di tempat praktiknya,” ujar Kades.
Kegagalan untuk mendapatkan penanganan medis tepat waktu diduga menjadi puncak dari tragedi ini, mengakhiri hidup seorang istri yang dikenal dermawan di tangan suami yang sedang dilanda sakit.
Reporter : dw












